Pusat Seismologi Eropa-Mediterania mengatakan, seperti dilansir
The Guardian, gempa berkekuatan 5,3 skala richter mengguncang wilayah utara ibukota Zagreb pada Minggu (22/3) pukul 6.23 pagi waktu setempat. Pusat gempa berada 7 km di utara ibukota pada kedalaman 10 km.
Perdana Menteri Kroasia Andrej Plenkovic mengatakan, gempa bumi itu adalah yang terbesar di Zagreb dalam 140 tahun terakhir.
Banyak bangunan di ibu kota yang retak dan dinding dan atap rumah rusak. Jalan-jalan di pusat kota pun dipenuhi puing-puing.
Pemerintah Kroasia pun segera mengirim tentara untuk membersihkan puing-puing di Zagreb. Pihak berwenang mengatakan kepada warga sekitar, meski baru diguncang gempa, warga diharuskan untuk tetap menjaga jarak sosial demi mengerem penularan virus corona atau Covid-19.
Kementerian Pertahanan Kroasia dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa para tentara tersebut segera melakukan pembersihan puing-puing jalan-jalan kota. Sebagian pasukan lainnya juga dikerahkan untuk membantu pasien di rumah sakit utama kota.
Pemerintah Kroasia sendiri sebelumnya diketahui telah mendorong warganya untuk melakukan karantina mandiri untuk memperlambat penyebaran virus corona. Karena itulah, pada saat gempa terjadi, banyak orang yang berada di dalam rumah mereka.
Sempat ada kesalahpahaman pasca gempa terjadi. Kepala layanan darurat Zagreb, Pavle Kalnic, meminta warga untuk membantu tetangga mereka yang lebih tua pasca gempa.
Namun tidak lama setelah itu, pemerintah Kroasia kemudian memberikan instruksi yang berlawanan, dengan meminta warga untuk menjaga jarak antara satu sama lain.
"Sekali lagi kami menekankan pentingnya menjaga jarak (dari satu sama lain) dan mengikuti aturan melawan Covid-19," kata Perdana Menteri Kroasia Andrej Plenkovic, seperti dimuat
Russia Today.
Plenkovic mengakui bahwa situasi yang terjadi saat ini rumit.
"Situasinya bertentangan, kami mengundang orang untuk tinggal di rumah untuk menghindari penyebaran virus corona, dan sekarang kami menyarankan mereka untuk meninggalkan rumah mereka," kata Plenkovic.
Di negara balkan tersebut diketahui hingga Minggu (22/3), tercatat ada 235 kasus infeksi virus corona dengan 1 kematian.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: