"Dua kasus pertama virus corona telah dikonfirmasi di Jalur Gaza yang berpenduduk padat," kata pejabat kesehatan Palestina, Minggu (22/3).
Mereka adalah dua orang pria Palestina yang sama-sama berusia 30 tahunan. Keduanya dinyatakan positif Covid-19 setelah kembali dari Pakistan Sabtu malam (21/3) dan ditahan di tempat karantina yang didirikan di kota perbatasan Rafah.
Sejauh ini, keduanya dilaporkan berada dalam kondisi yang stabil.
"Alhamdulillah, lingkaran kontak itu tidak besar," kata ketua kantor media pemerintah Gaza, Salama Marouf kepada
Reuters.
Dia menambahkan bahwa semua orang yang berhubungan dengan kedua orang itu juga telah dikarantina. Namun belum jelas berapa banyak orang yang telah dikarantina sejauh ini.
Namun perlu diketahui bahwa otoritas Gaza juga melakukan sejumlah langkah meminimalisir risiko penularan virus corona di wilayah tersebut. Salah satu langkah yang ditempuh adalah dengan menutup sekolah, pasar umum, dan aula acara selama dua pekan.
Untuk diketahui bahwa wilayah Gaza masih diblokade oleh Israel. Hal itu berarti, ada pembatasan ketat gerakan lintas-perbatasan selama bertahun-tahun.
Hal itu akan mempersulit penanganan pasien virus corona di Gaza.
Pekan lalu, kelompok Hamas yang berbasis di Gaza mengatakan bahwa mereka hanya akan mengizinkan hanya pasien yang membutuhkan perawatan medis mendesak di luar Gaza untuk menyeberang ke Mesir atau Israel.
Sementara itu, kantor penghubung militer Israel ke Palestina pada Satu (21/3) mengatakan bahwa pihaknya menutup perbatasan dengan Gaza serta dengan Tepi Barat yang diduduki untuk lalu lintas komersial, meskipun beberapa pasien dan staf kemanusiaan masih dapat menyeberang.
Kementerian Kesehatan Palestina sendiri telah melaporkan 59 kasus infeksi virus corona di Tepi Barat yang diduduki. Sementara di Israel, jumlahnya lebih besar dengan 945 kasus infeksi.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: