Pasien pertama di Suriah itu adalah seorang wanita 20 tahun yang baru kembali dari negara yang tidak disebutkan.
Demikian yang disampaikan oleh Menteri Kesehatan Suriah, Nizar Yaziji seperti dimuat
The Guardian pada Senin (23/3).
Sebelumnya, oposisi pemerintah sempat menuduh kelompok pemberontak yang didukung oleh Iran telah membawa virus corona ke Iran. Namun, rezim Bashar al-Assad langsung menyanggahnya.
Selama sembilan tahun terakhir, Suriah berada dalam konflik yang telah, tidak hanya menghancurkan infrastruktur, namun juga ekonomi dan sistem kesehatan.
Alhasil Organisasi Kesehatan Duni (WHO) menilai pesimis bahwa sistem kesehatan Suriah yang rapuh mungkin tidak bisa menangani wabah ini.
Hal tersebut sudah terlihat di mana beberapa daerah bahkan tidak memiliki alat uji untuk mendeteksi corona.
Yang semakin mengkhawatirkan adalah Provinsi Idlib. Wilayah yang sudah lama menjadi arena pertarungan tersebut memiliki penduduk sejumlah 900 ribu jiwa yang tinggal di tenda-tenda sementara yang sesak.
Jangankan untuk menjaga kebersihan, untuk memberlakukan social distancing pun rasanya sudah tidak mungkin di sana.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: