Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Dalam Sejarah, Olimpiade Hanya Pernah Dibatalkan Karena Perang

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Selasa, 24 Maret 2020, 22:26 WIB
Dalam Sejarah, Olimpiade Hanya Pernah Dibatalkan Karena Perang
Seorang wanita berjalan di dekat logo Olimpiade yang dipasang di Jepang/AFP
rmol news logo Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dan Ketua Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach pada Selasa malam (24/3) sepakat untuk menunda Olimpiade Tokyo 2020 yang semua dijadwalkan akan digelar di ibukota Jepang pada musim panas tahun ini.

Penundaan dilakukan selama setidaknya satu tahun ke depan akibat pandemi virus corona yang kini terjadi di lebih dari 150 negara dan wilayah di dunia.
"Saya mengusulkan untuk menunda sekitar satu tahun dan presiden Bach merespons dengan persetujuan 100 persen," kata Abe.

Langkah ini akan menjadi pukulan telak bagi kota Tokyo yang telah berupaya mempersiapkan diri menjadi tuan rumah Olimpiade 2020 sebaik mungkin.  

Ini adalah kali terjadi dalam sejarah penundaan Olimpiade terjadi karena virus.

Menengok catatan masa lampau, pesta olaharaga tersebut pernah mengalami gangguan berupa boikot politik pada Olimpiade Moskow 1980 dan serangan terorisme pada Olimpiade Munich 1972.

Namun dalam sejarah, Olimpiade hanya pernah dibatalkan karena pecahnya perang. Mengutip Channel News Asia, ada tiga Olimpiade yang dibatalkan karena perang.

1. Olimpiade Berlin 1916

Pada pertemuan IOC di Stockholm pada 4 Juli 1912, tuan rumah Olimpiade keenam diberikan kepada Berlin, setelah ibukota jerman itu berhasil mengalahkan pesaingnya, yakni Alexandria, Amsterdam, Brussels, Budapest dan kota Cleveland Amerika Serikat.

Sebagai tuan rumah, Jerman mempersiapkan dengan baik Olimpiade tersebut dengan membuka stadion dengan kapasitas sekitar 33.000 di distrik Grunewald di Berlin barat pada tahun 1913, untuk merayakan 25 tahun pemerintahan Kaiser Wilhelm II sebagai kepala Reich Jerman.

Tidak tanggung-tanggung, menurut Komite Olimpiade Jerman (DOSB), stadion ini hanya membutuhkan waktu 200 hari untuk dibangun. Stadion ini juga dilengkapi dengan kolam renang sepanjang 100 meter di sisi utara.

Sementara Olimpiadenya sendiri direncanakan mencakup sejumlah cabang olahraga seperti atletik, gulat, menembak, pentathlon modern, bersepeda, senam, berenang, mendayung, hoki, dan golf.

Bahkan, pada Olimpiade Berlin 1916, untuk pertama kalinya, perempuan diundang untuk berpartisipasi dalam cabang olahraga berenang, menyelam, tenis dan bola jaring.

Sayangnya, insiden bersejarah terjadi dua tahun sebelum Olimpiade Berlin digelar. Tepatnya ketika acara ujicoba dua hari diadakan pada tanggal 27 dan 28 Juni 1914 di stadion Berlin. Pada hari kedua ujicoba, Archduke Frank Ferdinand dari Austria dan istrinya dibunuh di Sarajevo. Insiden ini memulai rangkaian peristiwa yang akan mengarah pada pecahnya Perang Dunia I di tahun yang sama.

Olimpiade Berlin 1916 pun akhirnya dibatalkan. Meski demikian, Olimpiade Berlin 1916 masih dianggap sebagai Olimpiade keenam dalam sejarah, meskipun Olimpiade itu tidak pernah terlaksana.

2. Olimpiade Tokyo 1940

Pada tahun 1940, ibukota Jepang, Tokyo seharusnya menjadi tuan rumah Olimpiade pada tahun tersebut. Jepang sangat mengingkan posisi tersebut karena akan menjadikannya sebagai momen "pemulihan" untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Jepang telah pulih dari bencana gempa bumi yang melanda tahun 1923.

Dipelopori oleh tokoh legendaris Jepang Jigoro Kano, pendiri judo dan anggota IOC pertama negara itu, Tokyo dinobatkan sebagai tuan rumah Olimpiade 1940 setelah melakukan lobi "ganas", termasuk dengan cara membujuk diktator Italia Benito Mussolini untuk keluar dari kompetisi memperebutkan kursi tuan rumah.

Olimpiade 1940 seharusnya juga menjadi perayaan atas 2.600 tahun sejak penobatan kaisar pertama Jepang Jimmu. Namun, rencana tersebut terpaksa kandas karena agresi militer China ke negeri sakura tersebut.

Jepang berperang dengan China mulai tahun 1937. Sejak saat itu muncul tekanan diplomatik agar Jepang menyerahkan kursi tuan rumah Olimpiade.

Bahkan di dalam tubuh militer Jepang sendiri timbul pertanyaan soal mengapa sumber daya harus dialihkan dari upaya perang untuk mendanai pembangunan Olimpiade.

Namun pada akhirnya Komite Olimpiade Jepang pun menyerah untuk mempertahankan posisi tuan rumah Olimpiade pada tahun 1938. Pihak Jepang mengatakan kepada IOC bahwa negaranya tidak akan menjadi tuan rumah Olimpiade dan secara halus mengutip masalah dengan China sebagai alasannya.

Sebagai gantinya, OIC memberikan posisi tuan rumah Olimpiade Musim Panas 1940 ke Helsinki dan Olimpiade Musim Dingin 1940 ke St Moritz di Swiss.

Tokyo sendiri baru pertama kali menjadi tuan rumah Olimpiade pada tahun 1964.

3. Olimpiade London 1944

IOC bertemu di London pada bulan Juli 1939 untuk memutuskan kota mana yang akan menjadi tuan rumah Olimpiade 1944. Mereka akhirnya memutuskan bahwa London akan menjadi tuan rumah berikutnya setelah mengalahkan tawaran Roma, Detroit, Lausanne dan Athena.

Namun hanya selang tiga bulan kemudian, Inggris menyatakan perang terhadap Jerman dan Olimpiade 1944 pun batal digelar.

Hanya tiga tahun setelah perang berakhir, dan kondisi banyak negara di dunia mulai berangsur-angsur bangkit, London baru menjadi tuan rumah Olimpiade yang dikenal sebagai "Austerity Games" pada tahun 1948. Baik Jerman maupun Jepang tidak diundang untuk berpartisipasi pada saat itu. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA