Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kecam Sanksi Baru Dari AS, Presiden Rouhani: Bukan Saatnya Untuk Perang Politik

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Senin, 30 Maret 2020, 17:07 WIB
Kecam Sanksi Baru Dari AS, Presiden Rouhani: Bukan Saatnya Untuk Perang Politik
Presiden Iran Hassan Rouhani/Net
rmol news logo Presiden Iran, Hassan Rouhani kembali mengecam sanksi yang diberikan oleh Amerika Serikat.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Khususnya setelah pemerintahan Presiden AS Donald Trump menembahkan 5 organisasi dan 15 individu ke dalam daftar sanksi karena telah berhubungan dengan Garda Revolusi Iran pada Kamis (26/3).

Dalam pertemuan kabinet pada Minggu (29/3), kecaman terhadap sanksi baru dari AS itu disuarakan oleh Rouhani yang kemudian disiarkan oleh Press TV.

Rouhani mengatakan, meskipun di bawah sanksi ekonomi dan perdagangan AS yang berat, rakyat Iran melakukan penanganan wabah virus corona atau Covid-19 dengan cukup baik dengan negara-negara Eropa atau Barat lainnya.

"Sementara di bawah sanksi, kami telah mampu melawan dan menjalankan negara sebaik mungkin," kata Rouhani seperti dimuat Sputnik.

"Ini bukan waktunya untuk mengumpulkan pengikut. Ini bukan saatnya untuk perang politik," lanjutnya.

Sebelum kecaman Rouhani, Menteri Luar Negeri Mohammad Javad Zarif juga mengkritisi sanksi baru dari AS yang dianggapnya ilegal dan tidak bermoral. Bahkan, ia mengatakan sanksi tersebut adalah bentuk terorisme ekonomi dan medis.

"AS telah beralih dari sabotase dan pembunuhan menjadi mengobarkan perang ekonomi dan teror ekonomi pada Iran," cuit Zarif pada Minggu.

"Ini bahkan melebihi apa yang diizinkan di medan perang," imbuhnya.

Sementara itu, pada 23 Maret, beberapa anggota Kongres AS sendiri telah menandatangani surat yang berisi penangguhan sanksi terhadap Iran selama menghadapi pandemik.

Surat itu ditujukan kepada Menteri Luar Negeri Mike Pompeo dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin.

Menurut data dari Johns Hopkins, pada Senin (30/3), Iran memiliki jumlah infeksi sebanyak 38.309 kasus dengan 2.640 orang meninggal dunia akibat virus corona. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA