Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Korea Utara Mau Membantu Dunia Temukan Antivirus Covid-19, Tapi Ini Masalahnya

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/yelas-kaparino-1'>YELAS KAPARINO</a>
LAPORAN: YELAS KAPARINO
  • Senin, 30 Maret 2020, 17:17 WIB
Korea Utara Mau Membantu Dunia Temukan Antivirus Covid-19, Tapi Ini Masalahnya
Warga Korea Utara di Pyongyang/VOA
rmol news logo Pemerintah Republik Rakyat Demokratik Korea atau Korea Utara dan komunitas ilmuwan di negara itu sangat ingin membantu dunia menemukan antivirus Covid-19.

Namun masalahnya adalah di negara itu tidak ada atau belum ada orang yang terinfeksi virus Covid-19.

“Anda tidak bisa membuat anti virus kalau tidak ada virusnya. Itulah masalah yang kami miliki sekarang,” ujar Dubes An Kawang Il.

Demikian disampaikan Dutabesar Korea Utara An Kwang Il dalam perbincangan dengan redaksi akhir pekan lalu (27/3).

Dia mengatakan, bahwa negaranya bertindak jauh hari sebelum negara-negara lain mengambil tindakan setelah Republik Rakyat China (RRC) mengumumkan bahwa virus mematikan itu menyebar di Wuhan, ibukota Provinsi Hubei.

Begitu pemerintah China menutup Wuhan pada tanggal 22 Januari, di hari yang sama pemerintah Korea Utara juga menutup perbatasan.

Perbatasan Korea Utara di sisi utara dengan China adalah Sungai Yalu atau Sungai Amnok yang mengalir sepanjang 790 kilometer dari dari Pegunungan Baekdu dan bermuara di Teluk Korea, serta Sungai Tumen yang mengalir sepanjang 521 kilometer dari Pegunungan Baekdu. Sekitar 17 kilometer sebelum bermuara di Laut Jepang atau Laut Timur, Sungai Tumen menjadi perbatasan antara Korea Utara dengan Federasi Rusia.

Adapun di sisi selatan, Korea Utara dipisahkan oleh Demilitarized Zone (DMZ) sepanjang 250 kilometer dengan Korea Selatan.

Dalam pembicaraan itu, Dubes An mengatakan, pihaknya terus berhati-hati. Warga diwajibkan mengenakan masker di luar rumah dan di dalam mobil. Sementara protokol physical distancing diawasi dengan ketat.

Memang sempat beredar sejumlah berita yang menyudutkan Korea terkait dengan penyebaran Covid-19 di negara itu.

Pertengahan Februari lalu Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah mengatakan bahwa sejauh itu tidak ditemukan  tanda-tanda kehadiran Covid-19 di negeri Kim Jong Un.

Di awal Maret, Special Rapporteur PBB, Tomas Ojea Quintana, seperti dikutip dari VOA memperingatkan konsekuensi serius apabila Covid-19 masuk Korea Utara.  

Khawatir akan penyebaran Covid-19 di Korea Utara, pada Senin (9/3), sejumlah diplomat asing memutuskan untuk meninggalkan Korea Utara. Dari bandara di Pyongyang, mereka terbang menuju Vladivostok, Rusia. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA