Hal itu disampaikan oleh Menteri Haji dan Umrah, Mohammad Saleh Benten ketika diwawancarai oleh televisi
Al-Ekhbariya pada Selasa (31/3).
"Arab Saudi sepenuhnya siap untuk melayani peziarah dan jamaah Umrah. Namun saat ini, kita berbicara mengenai pandemik global," ujar Saleh Benten.
"Kerajaan tertarik untuk melindungi kesehatan umat Muslim dan warga negara. Oleh karena itu kami meminta saudara-saudara Muslim di semua negara untuk menunggu sebelum melakukan kontrak haji hingga situasinya jelas," lanjutnya seperti yang dikutip dari
Al Jazeera.
Pada awal Februari, Arab Saudi telah menghentikan Umrah seiring dengan munculnya kasus baru di sana.
Selain menunda Umrah, Arab Saudi juga telah menghentikan semua penerbangan internasional tanpa batas waktu yang ditetapkan.
Pekan lalu, pemerintah juga telah memblokir akses masuk dan keluar di beberapa kota, termasuk dua kota suci, Mekah dan Madinah.
Jika Arab Saudi pada tahun ini meniadakan Haji, maka hal tersebut menjadi pertama kalinya sejak zaman modern.
Ketika wabah Ebola muncul, Arab Saudi sendiri hanya membatasi jemaah, tanpa membatalkan Haji.
Menurut data dari Johns Hopkins pada Rabu (1/4), Arab Saudi memiliki jumlah infeksi sebanyak 1.563 kasus dengan 10 orang meninggal dunia dan 165 orang telah pulih.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: