Crozier menulis dalam surat yang ia tujukan kepada para petinggi Angkatan Laut AS. Ia meminta Angkatan Laut mengarantina ribuan pelaut.
Namun, surat yang semestinya rahasia itu bocor ke media lokal, San Francisco Chronicle. Bocornya surat itu dianggap sebagai pelanggaran.
Crozier pun dipecat oleh Angkatan Laut AS.
Dalam konferensi pers, pelaksana tugas (plt) Sekretaris Angkatan Laut AS Thomas Modly menjelaskan bahwa Crozier tidak dipecat gara-gara menulis surat itu. Tetapi karena telah mengirim surat itu hingga ke luar rantai komando.
"Ia telah merusak upaya Angkatan Laut dalam mengendalikan virus," kata Modly, mengutip
Reuters, Jumat (3/4).
Modly menyebut Crozier menunjukkan penilaian yang sangat buruk di tengah wabah.
"Menyebarluaskan berita seperti itu sebenarnya tidak perlu dilakukan," lanjut Modly.
Crozier menciptakan persepsi masyarakat AS bahwa Angkatan Laut tidak becus dalam pekerjaannya, tidak bisa menjalankan tugas, dan itu tidak benar. Menurut Modly.
Keputusan ini bukanlah hal yang mudah, menurut Modly. Ia yakin apa yang Crozier lakukan adalah demi kebaikan dan keselamatan para kru.
Namun Crozier telah menyalahi prosedurnya.
"Saya tidak membuat keputusan ini dengan ringan. Saya tidak ragu dalam pikiran saya bahwa Kapten Crozier melakukan apa yang menurutnya adalah demi keselamatan dan kesejahteraan krunya," ungkap Modly.
Modly menekankan, pihaknya tidak tahu siapa yang membocorkan surat itu kepada media.
"Itu akan menjadi sesuatu yang akan melanggar prinsip-prinsip tata tertib dan disiplin yang baik, jika dia bertanggung jawab untuk itu. Tetapi Saya tidak tahu itu."
Sebelumnya, dalam surat yang diterbitkan hari Selasa oleh San Francisco Chronicle, Crozier menulis; "Minta semua sumber daya yang tersedia untuk menemukan NAVADMIN (Komando Personel Angkatan Laut) dan CDC (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit) AS kamar karantina yang sesuai untuk seluruh kru saya segera."
Crozier juga minta 5.000 pelaut di dalam kapal dievakuasi.
“Ini akan membutuhkan solusi politik, tetapi itu adalah hal yang benar untuk dilakukan. Kami tidak berperang. Pelaut tidak perlu mati. Jika kita tidak bertindak sekarang, kita gagal untuk merawat dengan baik aset kita yang paling terpercaya�"pelaut kita," isi Crozier.
Setelah beberapa awak kapal dinyatakan positif terinfeksi COVID-19, kapal itu pun berlabih di Guam. Dua minggu sebelumnya, kapal itu berlabuh di pelabuhan Vietnam, Da Nang. Para kru melakukan kontak dengan penduduk setempat.
Menurut sumber anonim yang berbicara kepada San Francisco Chronicle, sekarang ada sekitar 200 kasus COVID-19 di dalam kapal itu.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.