Semua bermula ketika kelompok ultra-Ortodoks yang penjadi penduduk mayoritas di sana enggan mematuhi aturan social distancing yang diterapkan oleh pemerintah Israel.
Ketika pemerintah sudah mulai menutup sekolah, tempat umum, hingga melarang pertemuan publik, kelompok tersebut geram.
Rabbi Chaim Kanievsky dari Bnei Brak yang berpengaruh mengatakan penutupan pertemuan keagamaan lebih berbahaya daripada virus.
"Taurat melindungi dan menyelamatkan," katanya.
Baru-baru ini diketahui bukan hanya Kanievsky yang menentang seruan social distancing. Menteri Kesehatan Israel, Yaakov Litzman yang merupakan politisi dari partai kelompok ultra-Ortodoks juga ternyata diam-diam melanggar aturannya sendiri.
Ia diketahui mengikuti kegiatan keagamaan di sebuah sinagog di Bnei Brak.
Padahal, beberapa pekan terakhir, polisi telah berusaha menegakkan aturan karantina di sana. Namun, alih-alih menurut, warga justru meneriaki polisi "Nazi".
Polisi mengatakan petugas telah diserang berkali-kali dan beberapa paramedis telah terluka oleh kerumunan ultra-Ortodoks.
Namun, sekarang semuanya berubah. Kanievsky sekarang sudah mendesak kelompok tersebut untuk tetap tinggal di rumah,
Itu dilakukan utamanya setelah Litzman dinyatakan positif mengidap Covid-19.
Sekarang, muncul spekulasi bahwa sebagian dari kelompok ultra-Ortodoks sebenarnya telah terinfeksi, meski dengan gejala yang ringan.
"Saya sangat, sangat prihatin bahwa kita akan melihat penularan yang lebih luas di komunitas ultra-Ortodoks dan populasi Israel yang lebih luas," kata profesor di Universitas Hebrew, Hagai Levine, seperti dimuat
AP.
“Wabah di Bnei Brak sama dengan wabah di Tel Aviv. Litzman tidak hanya mengkhianati pemilihnya sendiri. Dia mengkhianati semua orang Israel, â€tulis mantan pemimpin partai sekuler Maretz, Zehava Galon.
Saat ini, Israel sendiri memiliki lebih dari 6.800 kasus dengan 36 orang meninggal dunia.
Pengelola Layanan Kesehatan Maccabi, Ran Saar mengungkapkan, ia memperkirakan sekitar 75 ribu orang atau 38 persen dari populasi telah terinfeksi.
Namun itu hanya perkiraan berdasarkan data uji. Pasalnya, ketika akan dites, para penduduk Bnei Brak menolak untuk karena khawatir bisa mengganggu liburan Paskah pada pekan depan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: