Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Tak Bisa Terapkan Physical Distancing, Ribuan Orang Di Kamp Pengungsi Pulau Lesbos Yunani Antre Ke Toilet

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 04 April 2020, 10:14 WIB
Tak Bisa Terapkan Physical Distancing, Ribuan Orang Di Kamp Pengungsi Pulau Lesbos Yunani Antre Ke Toilet
Anak-anak di Kamp Pengungsian Pulau Lesbos Yunani/Net
rmol news logo Saat ini semua negara memerintahkan kepada warganya untuk menerapkan physical (social) distancing, menjaga jarak aman untuk cegah penularan.

Namun, bagaimana dengan negara yang masyarakatnya sulit melakukan hal tu karena faktor keadaan, misalnya di kamp pengungsian yang harus antre bahkan untuk mengambil jatah makan atau ke toilet?

Physical distancing menjadi hal yang asing untuk warga di kamp pengungsian di Pulau Lesbos, Yunani. Di sana, untuk pergi ke toilet mereka harus antre berdesakan dengan ribuan pengungsi lain.

Lesbos adalah satu dari beberapa kepulauan Yunani yang mengelilingan garis pantai di Turki, sehingga menjadi tujuan awal para imigran jika ingin mencapai wilayah barat Eropa.

Beberapa orang terlihat menggunakan masker buatan sendiri di antara ribuan warga lainnya, melansir AFP, Sabtu (4/4).

Mereka agaknya tidak peduli lagi soal virus corona atau apa pun, yang mereka pikirkam bagaimaa mereka bisa mendapatkan makanan dan bisa pergi ke toilet.

"Apa gunanya memakai masker ketika aku berbagi toilet yang sama dengan 100 orang lainnya," begitu keluhan beberapa warga saat disarankan menggunakan masker.

Yunani telah memerintahkan kurungan atau penguncian seluruh wilayah kamp migran untuk mencegah penyebaran virus corona.

Sementara sekitar 19.000 pencari suaka memaksa masuk ke Moria. Itu jauh lebih menakutkan dari pada yang berada di kamp.

Warga pengungsi tidak bisa pergi jauh-jauh untuk mencari kebutuhan mereka karena semua perbatasan telah dikunci ketat.

Awalnya, Pulau Lesbos di Yunani dihuni sebanyak 100.000 orang. Namun, pulau itu mendadak ramai setelah kedatangan para imigran dari berbagai negara.

Setelah melalui perjalanan laut yang melelahkan dari wilayah Turki, para imigran terdampar di pulau tersebut selama berhari-hari. Bahkan, ada yang terdampar hampir dua minggu, akibat kehabisan uang mereka sulit melanjutkan perjalanan ke pulau utama Yunani.

Tahun 2015 saja, Pulau itu mendadak padat dengan hampir 20.000 imigran. Para imigran rata-rata berasal dari Suriah, Irak dan Afghanistan. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA