Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Drama Pemecatan Kapten Crozier: Sekretaris Angkatan Laut Modly Diminta Mundur Oleh DPR

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Rabu, 08 April 2020, 08:27 WIB
Drama Pemecatan Kapten Crozier: Sekretaris Angkatan Laut Modly Diminta Mundur Oleh DPR
Sekretaris Angkatan Laut AS Thomas Modly/Net
rmol news logo Sekretaris Angkatan Laut AS Thomas Modly mengundurkan diri pada Selasa (7/4).

Pengunduran diri ini melanjutkan babak baru dari tragedi pemecatan kapten kapal induk bertenaga nuklir USS Theodore Roosevelt, Brett Crozier.

Menteri Pertahanan Mark Esper yang mengumumkan pengunduran diri  Modly, mengatakan bahwa Modly berhenti atas kemauannya sendiri, melansir South China Morning Post (SCMP), Rabu (8/4).

Esper mengatakan dia memberi penjelasan kepada Presiden Donald Trump tentang percakapannya dengan Modly itu.

Atas persetujuan Trump, ia menunjuk James McPherson menggantikan Modly sebagai penjabat Sekretaris Angkatan Laut.

McPherson, seorang veteran Angkatan Laut, saat ini menjabat sebagai wakil menteri Angkatan Darat. Esper menyebut McPherson sebagai "pemimpin yang cerdas, cakap, dan profesional yang akan mengembalikan kepercayaan diri dan stabilitas di Angkatan Laut selama masa-masa sulit ini."

Sebelumnya, Modly telah menciptakan kontroversi dengan menuduh  Kapten Brett Crozier sebagai pejabat yang bodoh dan naif.

Crozier dipecat dari komando USS Theodore Roosevelt (TR) pada hari Kamis (2/4) setelah ia mengirimkan surat yang ia tujukan kepada para petinggi Angkatan Laut AS.

Dalam suratnya ia meminta Angkatan Laut mengambil tindakan tegas untuk mengarantina ribuan awak di dalam kapal itu sebab beberapa di antaranya telah terkena virus corona. Namun, surat yang semestinya rahasia itu bocor ke media lokal, San Francisco Chronicle. Bocornya surat itu dianggap sebagai pelanggaran.

Crozier pun dipecat atas tindakannya itu. Modly kemudian menyebut Crozier gegabah, bodoh, dan naif.

Tak lama setelah tuduhan dan hujatannya itu, Modly tiba-tiba menyampaikan permintaan maaf. Permohonan maaf muncul setelah rekaman audio dan transkip komentarnya tentang kapten kapal itu dipublikasikan.

"Saya ingin meminta maaf kepada Angkatan Laut atas komentar saya baru-baru ini kepada awak TR," kata Thomas Modly dalam pernyataan yang dikeluarkan pada Senin malam, menggunakan akronim untuk kapal induk USS Theodore Roosevelt.

"Biarkan saya menjelaskan, saya tidak berpikir Kapten Brett Crozier naif atau bodoh. Saya pikir, dan selalu percaya dia sebaliknya," ujar Modly.

"Kapten Crozier cerdas dan bersemangat. Saya percaya, justru karena dia tidak naif dan bodoh, bahwa dia mengirim emailnya yang mengkhawatirkan keadaan anak buahnya, dengan maksud memasukkannya ke domain publik dalam upaya untuk menarik perhatian publik terhadap situasi di kapalnya. Saya minta maaf atas kebingungan apa pun yang disebabkan oleh pilihan kata-kata ini," tutur Modly, melansir ABC News, Selasa (7/4).

Sebelumnya pada hari Senin (6/4), situs berita online The Daily Caller menerbitkan transkrip komentar Modly kepada awak kapal yang disiarkan melalui sistem pengeras suara internal.

Kemudian pada hari itu, sebuah situs berita militer online Task and Purpose, memposting rekaman audio dari apa yang tampak seperti suara yang mirip dengan Modly yang berbicara melalui sistem pidato publik yang cocok dengan transkrip dalam isinya.

Pada saat Modly mengeluarkan permintaan maaf di depan publik, Parlemen menyerukan agar Modly mengundurkan diri.

Pada Selasa pagi, Ketua DPR Nancy Pelosi mengatakan, Modly harus pergi.

"Sedihnya, tindakan dan kata-kata Penjabat Sekretaris Modly menunjukkan kegagalannya untuk memprioritaskan perlindungan pasukan kita," kata Pelosi dalam sebuah pernyataan tertulis.

“Dia menunjukkan kurangnya penilaian yang sehat dan kepemimpinan yang kuat yang dibutuhkan selama masa ini. Penjabat Sekretaris Modly harus dihapus dari posisinya atau mengundurkan diri." rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA