Semua orang bergembira. Pasalnya, 11 juta penduduk di kota itu akhirnya bisa ke luar rumah dengan bebas sejak 23 Januari lalu.
Namun, China belum bisa tenang. Lantaran dua kota di negeri tirai bambu tersebut mulai menerapkan pembatasan pergerakan.
Kota Suifenhe yang berada di Provinsi Heilongjiang bagian utara mulai membatasi pergerakan warganya setelah menemukan lonjakan kasus impor dari pelancong asal Rusia.
Warga Suifenhe diharuskan tetap tinggal di kompleks perumahan dan hanya satu orang dari setiap keluarga yang diperbolehkan untuk keluar rumah setiap tiga hari sekali untuk membeli kebutuhan.
Selain Suifenhe, Kota Jiaozhou di Provinsi Shandong juga mulai melihat peningkatan kasus Covid-19.
Sejak 1 April, kota dengan 600 ribu penduduk itu juga dikunci karena menemukan kasus asymptomatic atau tanpa gejala yang sangat berisiko.
Sementara itu, dilaporkan
Reuters, kasus baru yang dikonfirmasi di China meningkat dua kali lipat pada Selasa (7/4) dari hari sebelumnya. Di mana kasus baru naik menjadi 62 dari 32 kasus.
Sedangkan untuk kasus asymptomatic di China makin memburuk hingga melonjak empat kali lipat. Di mana ditemukan 137 kasus tanpa gejala pada Selasa, dan 30 kasus pada Senin.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: