Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pengajuan Pinjamannya Tak Digubris IMF, Presiden Hassan Rouhani: Segala Diskriminasi Pada Iran Tidak Akan Ditoleransi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Kamis, 09 April 2020, 15:02 WIB
Pengajuan Pinjamannya Tak Digubris IMF, Presiden Hassan Rouhani: Segala Diskriminasi Pada Iran Tidak Akan Ditoleransi
Presiden Iran, Hassan Rouhani/Net
rmol news logo Iran geram. Badan internasional sekelas International Monetary Fund (IMF) ternyata ikut melakukan diskriminasi yang dikampanyekan oleh Amerika Serikat dalam kebijakan tekanan maksimumnya.

Presiden Iran, Hassan Rouhani pada Rabu (8/4) kemudian memberikan pernyataannya. Ia meminta IMF untuk memenuhi kewajiban hukum mereka, alih-alih melakukan diskriminasi.

"Kami adalah anggota IMF. Kami adalah anggota Bank Dunia. Kami membayar bagian kami. Beberapa cadangan kami berada dalam kendali mereka," ujar Rouhani.

"Kami telah meminta pinjaman, jika ada diskriminasi terhadap Iran atau negara lain, jelas itu tidak akan ditoleransi," tegasnya.

Iran sendiri sebelumnya telah mengajukan pinjaman dana sebesar 5 miliar dolar AS untuk mengatasi wabah virus corona baru di sana.

Pengajuan pinjaman itu seiring dengan pengumuman Direktur Jenderal IMF, Kristalina Georgieva yang menyatakan negara-negara terdampak Covid-19 akan diberikan dukungan melalui Rapid Financial Instrument (RFI).

"Kami belum meminta apa pun dari dana ini selama hampir 50 tahun terakhir. Sekarang, setelah sekian lama kami menjadi anggota dan bahkan dewan, kami berusaha keras untuk meminta pinjaman," ujar Rouhani.

Namun, Rouhani mengatakan, di tengah pandemik seperti saat ini, AS masih melakukan tekanan maksimum terhadap Iran sehingga IMF belum mengabulkan pengajuan pinjaman tersebut.

"Ini adalah masalah sejarah bahwa Gedung Putih, yang telah menjadi teroris ekonomi, mulai sekarang akan menjadi teroris medis juga," lanjut Rouhani.

Dengan tekanan maksimum yang diberikan AS, Iran menjadi sulit untuk mengatasi wabah.

Iran sendiri saat ini, berdasarkan data dari Worldometer pada Kamis (9/4), memiliki jumlah infeksi sebanyak 64.586 kasus dengan 3.993 orang meninggal dunia dan 29.812 orang dinyatakan telah pulih. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA