Keputusan ini justru membuat marah para diplomat. Mereka akan melawan larangan itu.
Administrasi Ketenagakerjaan Luar Negeri Filipina telah mengeluarkan resolusi pada pekan lalu, untuk menghentikan kepergian pekerja profesi medis selama masa keadaan darurat negara, melansir
The Star, Sabtu (11/4).
Menteri Luar Negeri Teodoro Locsin dalam cuitannnya di twitter mengatakan, seharusnya larangan itu diumumkan berminggu-minggu yang lalu agar para pekerja tidak terkejut.
Perawat yang akan kembali ke pos mereka di Dinas Kesehatan Nasional Inggris baru-baru ini dihentikan di bandara Manila, katanya.
"Pertarungan belum berakhir. Kami akan melawan larangan di Kabinet," kata Locsin di Twitter.
"Kami tidak akan pernah menyerahkan hak konstitusional kami untuk bepergian dan hak kontraktual kami untuk bekerja di mana ada kebutuhan untuk bekerja."
Filipina yang mengirim ribuan praktisi medis untuk bekerja di luar negeri, saat ini berupaya memperkuat sistem layanan kesehatan yang kewalahan karena pandemik ini.
Tercatat ada 4.195 kasus virus korona pada Jumat (10 April), dengan kematian mencapai 221, termasuk sekitar 12 petugas kesehatan.
"Demi keamanan nasional, keselamatan publik, atau kesehatan publik, sebagaimana telah ditentukan oleh hukum, pemerintah melarang bepergian dan membatasi pergerakan," bunyi pernyataan pemerintah.
Negara ini hanya memiliki enam dokter untuk setiap 10.000 orang, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), paling rendah di antara negara di sekitarnya.
Rasio Singapura hampir 23 dan Malaysia 15,36.
Lebih dari 30.000 dokter, perawat, teknisi medis dan petugas kesehatan lainnya meninggalkan Filipina pada 2010, menurut data terbaru yang tersedia, melansir
Bloomberg.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: