Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Soal Virus Corona Yang "Aktif Kembali" Pada Pasien Pulih, WHO: Ini Penyakit Baru, Kami Butuh Banyak Data

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Minggu, 12 April 2020, 06:34 WIB
Soal Virus Corona Yang "Aktif Kembali" Pada Pasien Pulih, WHO: Ini Penyakit Baru, Kami Butuh Banyak Data
Pasien Covid-19/Net
rmol news logo Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tengah meninjau kembali laporan "aktif kembali"nya virus corona baru pada pasien yang telah pulih.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Laporan tersebut muncul dari Korea Selatan pada Jumat (10/4). Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC), Jeong Eun-kyeong mengatakan ada 91 pasien Covid-19 yang telah pulih dinyatakan kembali positif terinfeksi.

"Kami mengetahui laporan-laporan ini dari individu yang telah dites negatif Covid-19 menggunakan pengujian PCR (polymerase chain reaction) dan kemudian setelah beberapa hari pengujian positif lagi," terang WHO dalam pernyataan singkatnya pada Sabtu (11/4).

“Kami berhubungan erat dengan para ahli klinis kami dan bekerja keras untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang kasus-kasus individual tersebut. Penting untuk memastikan bahwa ketika sampel dikumpulkan untuk pengujian pada pasien yang dicurigai, prosedur dipatuhi dengan benar," lanjutnya.

Berdasarkan pedoman WHO mengenai manajemen klinis, seorang pasien dapat keluar dari rumah sakit setelah mendapatkan dua hasil tes negatif berturut-turut setidaknya pada hari yang berbeda.

Hingga saat ini, penelitian menunjukkan, periode infeksi terjadi sekitar 2 pekan antara timbulnya gejala dan pemulihan klinis pada pasien dengan Covid-19 ringan.

"Kami menyadari bahwa beberapa pasien positif PCR setelah mereka pulih secara klinis, tetapi kami membutuhkan pengumpulan sampel sistematis dari pasien yang pulih untuk lebih memahami berapa lama mereka melepaskan virus hidup," tambah WHO seperti dimuat Reuters.

“Karena COVID-19 adalah penyakit baru, kami membutuhkan lebih banyak data epidemiologi untuk menarik kesimpulan profil pelepasan virus,” pungkas organisasi yang berbasis di Jenewa tersebut. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA