Bersalah Karena Kekacauan Jam Malam, Mendagri Turki Mengundurkan Diri Namun Ditolak Erdogan

Presiden Recep Tayyip Erdogan dan Menteri Dalam Negeri Suleyman Soylu/Net

Pengunduran diri Soylu bermula pada kekacauan penerapan jam malam selama 48 jam yang diberlakukan pada Jumat (10/4).
Pengumuman yang jam malam yang disampaikan pada pukul 22.00 waktu setempat itu membuat jutaan orang melakukan panic buying. Di mana kerumunan hingga antrian terjadi di mana-mana.
Jam malam yang diberlakukan untuk menghentikan penyebaran virus justru membuat orang berkumpul tanpa mengindahkan social distancing.
Merasa bersalah atas insiden tersebut, Soylu kemudian mengumumkan pengunduran dirinya yang memicu kritikan dari berbagai pihak.
"Insiden yang terjadi menjelang penerapan jam malam tidak sesuai dengan manajemen wabah yang seharusnya," cuit Soylu dalam Twitternya seperti dimuat Reuters.
Menanggapi pengunduran diri Soylu, Erdogan menilai hal itu tidak pantas. Erdogan kemudian memerintahkan Soylu untuk melanjutkan jabatannya.
Partai oposisi, Republik Rakyat (CHP) pun ikut mengkritik keputusan penguncian yang dianggap kurang perencanaan.
"Keputusan yang perlu diambil untuk kesehatan masyarakat menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat karena kurangnya perencanaan," ujar jurubicara CHP, Faik Oztrak.
Jam malam sendiri berlaku di 31 provinsi di seluruh Turki, termasuk kota besar dan pusat ekonomi, Istanbul.
Keputusan itu dibuat seiring dengan meningkatnya jumlah infeksi di Turki yang saat ini sudah mencapai 56.956 kasus dengan 1.198 orang meninggal dunia dan 3.446 orang dinyatakan pulih.

EDITOR: SARAH MEILIANA GUNAWAN
Tag:
Kolom Komentar
Video
Gunung Gede Pangrango kembali terlihat lagi dari Kota Jakarta
Kali ini Pemandangan Gunung Gede Pangrango terekam lewat unggahan video Instagram milik Ari Wibisono. quot;Alhamdulill..
Video
Tanya Jawab Cak Ulung • Melacak Tokoh Potensial 2024
Beberapa hari ini muncul hasil survei tokoh potensial pemimpin nasional tahun 2024 mendatang. Ada Parameter Politik Indo..
Video
RMOL World View • Diplomasi Halal Saat Pandemi
Data dari Pew Research Reports 2020 menunjukkan, Muslim membentuk 24,9 persen populasi di dunia, terbesar kedua setelah ..