Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Nyaris Putus Asa Karena Covid-19, Pengusaha Hotel Mendadak Girang Pemerintah Arab Sewa Ribuan Kamar Untuk Karantina

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Senin, 13 April 2020, 13:32 WIB
Nyaris Putus Asa Karena Covid-19, Pengusaha Hotel Mendadak Girang Pemerintah Arab Sewa Ribuan Kamar Untuk Karantina
Hotel-hotel Di Arab/Net
rmol news logo Wabah virus corona telah menerjang bisnis hotel di berbagai negara. Ada yang harus tutup sementara selama pandemik, ada yang masih berupaya dengan memberikan aneka penawaran menarik, sampai ada yang harus merumahkan sebagian karyawannya.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Begitu juga hotel-hotel di Arab Saudi yang begitu lesu dihantam Covid-19.

Namun, pemerintah Arab akhirnya memanfaatkan beberapa hotel dan suite mewah yang tengah lesu itu untuk digunakan sebagai tempat karantina ribuan orang sebagai upaya mencegah penularan.

Pengusaha hotel girang bukan kepalang. Penawaran menarik ini disambut antutias, sekaligus merupakan penyelamatan kepada ratusan karyawannya yang nyaris terimbas akibat tidak ada kunjungan tamu.

Di tengah kegelisahan harga minyak yang merosot ke harga terendah, pemerintah Arab tetap berusaha yang terbaik untuk warganya. Pemerintah Saudi terus mengeluarkan anggaran untuk wabah ini.

Pemerintah menawarkan harapan bagi para pengusaha hotel untuk tetap bisa menjalankan bisnisnya dengan memanfaatkan hotel-hotel yang kosong sebagai tempat karantina para pelancong dan mereka yang terpapar virus.

Pemerintah pun menggelontorkan jutaan dolar untuk menyewa hotel ini.  

Misalnya, satu hotel bintang empat di pusat Riyadh dengan 100 kamar hanya ditinggali 5 orang tamu saja. Pada saat itu, pemerintah Saudi menawarkan empat juta riyal Arab (1,06 juta dolar Amerika) per bulan untuk hotel itu, agar fasilitasnya bisa digunakan sebagai tempat karantina, Melansir AFP, Senin (13/4).

Salah satu pihak hotel yang lebih besar ditawari dengan bayaran yang lebih tinggi, yakni enam juta riyal Arab.

Walau menerima tawaran menggiurkan dari pemerintah, beberapa hotel meminta agar nama hotel mereka tidak disebutkan karena mereka tidak ingin mendapatkan stigma dari penyakit ini.

"Ini lebih baik daripada menjalankan hotel kosong," ujar beberapa hotel.

"Staf telah mempersiapkan diri untuk PHK, pemotongan gaji hingga 50 persen atau cuti tanpa upah," lanjutnya yang akhirnya tidak perlu melakukan hal itu.

Para pengusaha hotel yang sempat putus asa itu mendapat secercah harapan dengan kerja sama oleh pemerintah ini. Sejumlah jaringan hotel berusaha mendapatkan kesepakatan dengan pemerintah untuk memanfaatkan hotel sebagai tempat karantina. Meskipun pemanfaatan hotel sebagai lokasi karantina pasien Covid-19 bisa merusak citra.

Kementerian Pariwisata Saudi dalam situsnya menjelaskan bahwa hampir 1.900 kamar di hotel dan fasilitas wisata lainnya di Riyadh telah dikarantina.

Pada minggu ini, 11.000 kamar di seluruh kerajaan Arab telah disiapkan untuk mengkarantina warga Saudi yang sempat terdampar di luar negeri dan diperkirakan akan kembali ke Arab Saudi dalam bebeapa hari ini.

Angka kasus Covid-19 di Arab menyentuh angka 4.500 dan menjadi yang tertinggi di kawasan teluk.  

Negara itu telah menerapkan sejumlah kebijakan pembatasan. Mulai dari menghentikan jadwal penerbangan pesawat, penguncian (lockdown) wilayah di kota-kota dan memberlakukan jam malam. Otomatis, kebijakan ini membuat keberlangsungan bisnis di sektor pariwisata mengalami krisis. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA