Itu disampaikan oleh Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Gutteres pada Selasa (14/4) atau beberapa waktu setelah pengumuman Trump.
Dalam sebuah pernyataan, Guterres mengatakan, saat ini bukan waktunya untuk mengurangi sumber daya operasional WHO atau organisasi kemanusiaan lainnya guna memerangi pandemik.
"Sekarang adalah waktunya bagi persatuan. Komunitas internasional (harus) berkerja sama dalam solidaritas untuk menghentikan virus ini dan konsekuensinya yang menghancurkan," ujar Guterres seperti dimuat
Reuters.
Sebelumnya, dalam konferensi pers di Gedung Putih pada hari yang sama, Trump mengatakan telah memerintahkan pemerintahannya untuk menghentikan sementara pendanaan bagi WHO.
Ia mengatakan, penghentian pendanaan tersebut dilakukan karena WHO telah gagal untuk menangani krisis dan mempromosikan disinformasi mengenai virus corona baru dari China.
"WHO gagal dalam tugas dasar ini dan harus bertanggung jawab," ujar Trump.
Amerika Serikat sendiri adalah donor terbesar untuk WHO. Pada 2019, AS menyumbang lebih dari 400 juta dolar AS atau sekitar 15 persen dari anggarannya.
Angka tersebut sesuai dengan anggaran dua tahunan WHO pada 2018-2019. AS diharuskan membayar kontribusi senilai 237 juta dolar AS dan menghasilkan 656 juta dolar AS dalam kontribusi sukarela dengan program-program tertentu.
Besarnya pendanaan dari AS membuat keputusan Trump banyak menuai kecaman. Termasuk Presiden Asosiasi Medis Amerika, Dr. Patrice Harris yang menyebutnya sebagai langkah berbahaya yang membuat Covid-19 semakin sulit dikalahkan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: