Ia memprotes sanksi Washington dan dampaknya terhadap upaya Iran memerangi wabah Virus Corona, melansir Fars News yang mengutip
National Interest, Rabu (15/4).
Ia mengaku terpukul karena Amerika bersikeras dengan sanksinya menutup akses impor peralatan medis ke Iran, padahal saat ini Iran sedang sangat membutuhkan untuk menangani wabah virus corona.
"Saat ini sanksi-sanksi Amerika tidak membiarkan impor peralatan medis ke Iran terjadi," keluhnya.
Menurutnya, jika penyakit ini tidak bisa dikalahkan di Iran, maka ia juga tidak akan bisa dikontrol di Amerika.
Jika pandemi ini terus meluas, dan menyebar di Iran hanya karena mereka kesulitan mendapat akses impor peralatan medis, maka orang-orang tak bersalah akan kehilangan nyawa.
"Sebagian alasan kematian mereka adalah kebijakan Amerika, yang tidak sesuai dengan kepentingan keamanan kita," ujar Murphy.
Senator Amerika itu menegaskan lagi, "Ingat, jika kita tidak mampu mengalahkan virus ini di Iran, maka di sini pun kita tidak akan bisa mengalahkannya. Virus ini tidak mengenal batas negara!"
Republik Islam Iran merupakan negara di Asia yang terdampak virus corona terparah setelah Tiongkok. Hingga Rabu (15/4) kasus virus corona di negeri itu tercatat lebih dari 70.000 dengan angka kematian yang sangat tinggi mencapai lebih dari 4.500.
Walau Iran mencatat angka kesembuhan yang juga tinggi yaitu lebih 27.000 ribu pasien, Iran tetap dikepung kekhawairan yang luar biasa.
Diketahui Amerika Serikat (AS) dan sekutunya sama sekali tak mengendurkan kebijakan embargo ekonomi. Bahkan ketika Iran mengajukan pinjaman kepada IMF sebesar USD 5 miliar, AS menghadangnya.
"Coba Anda bayangkan kalau menjadi Iran, Anda harus menangani Covid-19 tetapi dihantam oleh berbagai keterbatasan dan tekanan," kata Duta Besar Iran untuk Indonesia Mohammad Azad dalam sebuah wawancara dengan media minggu lalu.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: