Dengan penuh pertanyaan, warga menyaksikan Ortega berbicara dalam siaran televisi pada Rabu malam (15/4). Kendati begitu, mantan gerilyawan sayap kiri itu tidak menjelaskan ketidakhadirannya selama lebih dari sebulan terakhir, ketika negaranya digempur oleh wabah virus corona baru.
"Kami tidak berhenti bekerja, karena jika orang-orang tidak bekerja, mereka mati. Kami adalah negara dengan orang yang bekerja, orang yang tidak akan mati kelaparan," ujar Ortega.
Dimuat
Reuters, Ortega yang saat ini berusia 74 tahun ternyata menderita penyakit kronis yang dirahasiakan. Ketidakhadirannya selama ini memicu spekulasi terkait hal tersebut.
Menurut seorang pejabat, selama bertahun-tahun Ortega telah menderita dua serangan jantung, kolesterol tinggi, dan penyakit lainnya. Sejak saat itu, Ortega selalu menjaga kesehatannya.
Dalam pidatonya, Ortega mengatakan bahwa Nikaragua memiliki jumlah infeksi virus corona teredah, dengan 9 kasus dan seorang meninggal dunia.
"Kami memiliki kapasitas untuk menangani pasien corona," katanya.
Walaupun begitu, para pakar kesehatan sendiri masih mempertanyakan ketepatan angka resmi tersebut, Mereka juga mendesak pemerintah untuk melaporkan berapa banyak orang yang telah dites untuk Covid-19.
Pasalnya, Nikaragua adalah salah satu dari sedikit negara yang tidak menerapkan langkah sosial. Mereka tidak melarang adanya pertemuan massal, sekolah dan universitas pun tetap dibuka.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: