Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pembelot Terbesar Korea Utara Sukses Raih Kursi Parlemen Korea Selatan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Jumat, 17 April 2020, 06:02 WIB
Pembelot Terbesar Korea Utara Sukses Raih Kursi Parlemen Korea Selatan
Thae Yong Ho Berhasil Menduduki Parlemen Korsel/Net
rmol news logo Beberapa tahun yang lalu, dia adalah menteri di Kedutaan Besar Korea Utara di London. Setelah sekian tahun berjuang untuk lepas dari cengkraman pemerintahan yang otoriter, ia berhasil melarikan diri dan bersembunyi di Korea Selatan.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Kini ia berhasil memenangkan hati rakyat di negara tempatnya menaruh harapan baru. Ia unggul dalam pemilu di negara tempatnya meniti masa depan kini, Korea Selatan.

Thae Yong Ho menitikkan air mata ketika namanya diserukan dengan lantang oleh para pendukungnya. Ia berhasil memperoleh suara 58,4 persen berdasarkan hasil rekapitulasi suara yang diumumkan kemarin, Kamis (16/4). Thae menang dalam pemilu di Daerah Pemilihan Distrik Gangnam, Seoul, mengutip Bloomberg.

Thae mengatakan bahwa dia berharap pencalonannya akan mengirim pesan kepada para elit di Korea Utara tentang apa yang bisa terjadi jika mereka membelot dari rezim Kim Jong-un.

“Republik Korea (Korea Selatan) adalah tanah air saya. Gangnam adalah kampung halaman saya,” ujar Thae sesaat setelah menghapus air matanya.

Ia berbicara di kantor kampanyenya di depan para wartawan dengan masker yang ia turunkan sedikit. Di tengah suasana epidemic, di saat Korea Selatan baru saja sedikit bernapas lega karena berhasil menekan angka kasus Covid-19, kemenangan Thae menjadi sesuatu yang lebih dari istimewa.

Seorang pembelot Korea Utara yang memenangkan kursi konstituensi dalam pemilihan parlemen Korea Selatan, adalah pencapaian pertama di antara puluhan ribu warga Korea Utara yang telah melarikan diri dari tanah air yang otoriter dan miskin.

"Saya berterima kasih kepada Anda (penduduk Gangnam) karena telah memilih saya untuk menjadi (pembelot) pertama dari Korea Utara yang memenangkan konstituensi... Saya hanya akan menegakkan perintah Anda dan bekerja keras,” ujar Thae dan membungkuk dalam-dalam, lalu melambaikan tangan dengan jari-jarinya membuat tanda V, mengutip Fox News, Kamis (16/4).

Air mata semakin menggenang ketika Thae mulai menyanyikan lagu kebangsaan Korea Selatan dengan para pendukungnya.

Setelah melarikan diri dari Korut pada 2016, Thae berada dalam persembunyian bersama keluarganya di Korea Selatan. Ia sempat menggunakan nama samaran, Tae Ku-Min.

Thae kabur dari perannya sebagai oposisi konservatif utama United Future Party, yang menyerukan garis keras pada ambisi nuklir Korea Utara dan catatan pelanggaran hak asasi manusia yang meluas.

Ketika ia mulai melepaskan diri dari persembunyiannya dan hidup sebagai manusia bebas, ia adalah salah satu kritikus paling vokal dalam menyuarakan kesemena-menaan pemerintah Korut di bawah rezim Kim Jong-un.

Ada sekitar 33.000 warga Korea Utara telah melarikan diri ke Korea Selatan dalam dua dekade terakhir, tetapi sebagian besar adalah penduduk pedesaan yang keluar dari kemiskinan. Tidak ada pejabat atas seperti Thae.

Thae mengatakan dia memutuskan untuk melarikan diri karena dia tidak ingin anak-anaknya hidup sengsara di Korea Utara dan dia menjadi "putus asa" setelah menyaksikan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengeksekusi pejabat dan mengejar pengembangan senjata nuklir.

Kasus Thae bahkan disebut-sebut sebagai pembelotan terbesar yang pernah terjadi sejak 1997.

Korut kini menyebut Thae sebagai manusia sampah, dan Thae tak peduli. Ia hanya ingin mengabdikan dirinya pada tanah airnya yang baru yang akan menjadi masa depan untuk keluarganya, untuk rakyat Korsel.

"Saya ingin memberi tahu mereka bahwa ada jalan baru untuk masa depan mereka," katanya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA