Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Rumah Sakit Di Gujarat Menyangkal Adanya Pemisahan Ruang Rawat Muslim Dan Hindu

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Jumat, 17 April 2020, 08:50 WIB
Rumah Sakit Di Gujarat Menyangkal Adanya Pemisahan Ruang Rawat Muslim Dan Hindu
Rumah Sakit Di India/Net
rmol news logo Rumah Sakit Sipil Ahmedabad yang terletak di Gujarat India, menjawab tudingan bahwa mereka telah dengan sengaja memisahkan pasien berdasarkan agamanya. Pihak rumah sakit milik pemerintah itu pun menegaskan bahwa mereka telah menjalankan prosedur yang ditetapkan pemerintah.

"Secara umum, ada bangsal terpisah bagi pasien pria dan wanita. Tapi di sini, kami telah membuat bangsal terpisah untuk pasien Hindu dan Muslim. Ini adalah keputusan pemerintah dan Anda dapat bertanya kepada mereka," ujar Dr Gunvant H Rathod, pengawas medis, seperti yang dilaporkan The Indian Express, mengutip Aljazeera, Jumat (17/4).

Gujarat memiliki sejarah ketegangan antara komunitas agama. Terlebih  baru-baru ini setelah peristiwa kerusuhan agama paling berdarah dalam sejarah modern India. Sebelumnya, India pernah mengalami kerusuhan yang dipicu karena agama pada 2002, ketika itu Narendra Modi adalah menteri utama negara bagian.

Negara Gujarat diperintah oleh golongan nasionalis Hindu, Partai Bharatiya Janata (BJP), yang juga memerintah negara itu.

Narendra Modi adalah menteri utama negara bagian itu selama hampir 13 tahun berturut-turut sejak tahun 2001 sebelum ia menjabat sebagai menjadi perdana menteri India pada 2014.

Menteri Kesehatan dan Wakil Menteri Gujarat, Nitin Patel, membantah tuduhan adanya pemisahan ruang berdasarkan agama.

Departemen kesehatan negara bagian itu juga telah mengeluarkan pernyataan resmi, bahwa bangsal terpisah untuk Muslim dan Hindu adalah tidak benar.

"Pasien ditempatkan di bangsal yang berbeda berdasarkan kondisi medis mereka, keparahan gejala dan usia, murni berdasarkan saran dari dokter yang merawat. Oleh karena itu, laporan yang muncul di media tertentu sama sekali tidak berdasar dan menyesatkan," kata Patel.

Mengenai adanya pasien yang tiba-tiba dipindahkan ke bangsal lain, pihak rumah sakit menjelaskan hal itu atas permintaan pasien yang merasa kurang nyaman dan meminta untuk dipindahkan.

"Setelah beberapa pasien mengeluh, diputuskan untuk memisahkan mereka secara sementara," kata dokter yang tidak mau namanya disebut.

Sementara, seorang sosiolog dari Ahmedabad, Ghanashyam Shah, mengatakan ia tidak terkejut dengan kabar itu. Ia sangat mengenal wilayah Gujarat.

"Karena kenal kawasan Gujarat, saya tidak terkejut hal itu terjadi. Ini adalah hal yang sangat jelas. Propaganda berita palsu seputar Muslim yang menyebarkan virus ini mungkin merajalela di India. Tetapi saya bisa melihatnya di Gujarat."

Shah merujuk pada islamofobia yang tersebar luas yang dipicu oleh pandemi corona, terutama setelah Jamaah Tabligh, sebuah kelompok misionaris muslim, mengorganisasi pertemuan di New Delhi pada bulan Maret lalu.

Tablig itu kemudian dikaitkan dengan ratusan kasus positif Covid-19 di seluruh negeri, yang memicu perburuan nasional untuk melacak siapa saja yang hadir dalam pertemuan itu.

Belakangan, penyelenggara atau pemimpin acara tablig di India itu sedang menghadapi tuduhan dan dakwaan pembunuhan terkait acara di tengah pandemik virus corona.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan pemerintah di seluruh dunia, "Mengidap Covid-19 bukanlah kesalahan siapa pun. Setiap kasus adalah korban. Sangat penting bahwa kita tidak memprofilkan kasus berdasarkan ras, agama dan etnis." rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA