Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Organisasi HAM Internasional Klaim Arab Telah Lakukan 800 Hukuman Mati Sejak Raja Salman Berkuasa

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Jumat, 17 April 2020, 09:40 WIB
Organisasi HAM Internasional Klaim Arab Telah Lakukan 800 Hukuman Mati Sejak Raja Salman Berkuasa
Raja Salman/Net
rmol news logo Organisasi hak asasi manusia yang berbasis di Inggris mencatat,
Arab Saudi telah melakukan 800 eksekusi sejak Raja Salman bin Abdulaziz mengambil alih kekuasaan pada 2015.

Reprieve, sebuah organisasi yang memperjuangkan korban pelanggaran hak asasi manusia, mengatakan bahwa tingkat eksekusi di Kerajaan hampir dua kali lipat di bawah pemerintahannya, yang dimulai pada 13 Januari 2015.

Padahal, putra mahkota Mohammed Bin Salman mengatakan bahwa Kerajaan akan 'meminimalkan' jumlah eksekusi.

Nyatanya, antara 2009 dan 2014, ada 423 eksekusi di Arab Saudi, melansir Independent, Jumat (17/4).  

Tahun lalu, Arab Saudi diperkirakan telah mengeksekusi 185 orang, termasuk 37 dalam eksekusi massal pada bulan April. Ini adalah jumlah kematian tahunan tertinggi sejak Penangguhan dan Organisasi Hak Asasi Manusia Eropa Saudi (ESOHR) mulai memantau eksekusi di negara itu.

Direktur Reprieve, Maya Foa, mengatakan, masih terjadi apa yang disebut jangan pernah menentang seorang raja.

"Untuk semua retorika reformasi dan modernisasi, Arab Saudi masih merupakan negara di mana berbicara menentang Raja dapat membuat Anda terbunuh," kata Maya Foa.

Maya juga mendesak mitra Kerajaan untuk menyerukan diakhirinya 'eksekusi anak-anak dan lawan politik' sebelum KTT G20 di Riyadh pada November 2020 yang akan datang.

Maya Foa menambahkan bahwa jika mereka gagal melakukannya, negara-negara ini akan berisiko diam-diam mendukung tindakan Arab Saudi.

Reprieve menyatakan bahwa enam pemuda masih anak-anak pada saat dugaan pelanggaran, termasuk di antara mereka yang terbunuh dalam eksekusi massal tahun lalu.

Setidaknya 13 terdakwa remaja diperkirakan saat ini berada di hukuman mati di Kerajaan, termasuk Ali al-Nimr, Dawood al-Marhoon dan Abdullah al-Zaher.

Ali al-Dubisi, direktur ESOHR, mengatakan apa yang pernah dikatakan Putra Mahkota terkait meminimalkan eksekusi adalah hanya janji-janji.

"Tingginya penerapan hukuman mati, meskipun ada jaminan dari Putra Mahkota Mohammed bin Salman, memperlihatkan kebohongan dari janji-janji ini," katanya.

Hingga saat ini konsulat Arab Saudi belum memberikan pernyataannya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA