Dalam sebuah diskusi panel yang diselenggarakan secara online oleh Institut Aspen pada Kamis (16/4), Wakil Asisten Direktur FBI, Tonya Ugoretz mengatakan pihaknya baru-baru ini menemukan peretas yang didukung oleh suatu negara tengah mencari data dari serangkaian lembaga kesehatan dan penelitian AS.
"Kami tentu saja telah melihat kegiatan pengintaian, dan beberapa intrusi, ke dalam beberapa lembaga tersebut, terutama yang secara publik mengidentifikasi diri mereka sendiri sedang mengerjakan penelitian terkait Covid-19," katanya seperti dimuat
Reuters.
Ugoretz mengatakan, memang masuk akal bagi suatu lembaga untuk mengumumkan kepada publik mengenai vaksin potensial untuk Covid-19, namun hal tersebut justru bisa menjadi bumerang.
"Sisi buruknya adalah bahwa hal itu membuat mereka menjadi tanda bagi negara-bangsa lain yang tertarik untuk mengumpulkan detail tentang apa yang sebenarnya mereka lakukan dan bahkan mungkin mencuri informasi hak milik yang dimiliki lembaga-lembaga itu," ungkap Ugoretz.
Ia mengungkapkan, akhir-akhir ini di masa krisis, peretas yang didukung oleh negara kerap menargetkan industri biofarmasi.
Kendati begitu, Ugoretz tidak menyebutkan nama negara atau perusahaan yang ditargetkan tersebut.
Seperti halnya Ugoretz, Direktur Pusat Kontra Intelijen dan Keamanan Nasional, Bill Evanina mengatakan, organisasi penelitian medis harus berwaspada akan adanya ancaman peretasan dan pencurian informasi di saat wabah seperti sekarang.
"Organisasi penelitian medis dan mereka yang bekerja di sana harus waspada terhadap pelaku ancaman yang berusaha mencuri kekayaan intelektual atau data sensitif lainnya yang terkait dengan respons Amerika terhadap pandemik Covid-19," kata Evanina.
"Sekarang adalah waktunya untuk melindungi penelitian kritis yang sedang anda lakukan," imbuhnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: