Pasukan militer Filipina melaporkan peristiwa berdarah ini. Pada Jumat (17/4) tentara Filipina melakukan operasi keamanan di Sulu. Tiba-tiba kelompok teroris jaringan ISIS ini melakukan serangan dan menyergap pasukan tentara.
Insiden itu tercatat sebagai serangan paling mematikan dari Abu Sayyaf selama lebih dari setahun, menurut aparat militer, melansir
AFP, Sabtu (18/4).
Peristiwa mengenaskan ini membuat seluruh pasukan yang tersisa mengalami shock.
Komandan militer regional Letnan Jenderal Cirilito Sobejana memastikan serangan tersebut memang dilakukan oleh kelompok Abu Sayyaf.
Serangan itu terjadi ketika sebagian besar wilayah Filipina berada dalam kondisi karantina.
"Kami kehilangan 11 tentara pemberani dan 14 lainnya terluka, saat mengamankan orang Sulu dari kekejaman Aku Sayyaf," ujar Cirilito.
Sebelumnya, kelompok Abu Sayyaf telah melakukan dua pembom bunuh diri di katedral Katolik di provinsi Sulu, tahun lalu yang menewaskan 21 orang. Ini peristiwa keji kedua yang terjadi di provinsi yang sama dalam kurun satu tahun. Sulu berada di pulau terpencil di selatan Filipina.
Diketahui saat ini Abu Sayyaf juga masih menahan lima WNI yang diculik sejak Januari lalu di Perairan Lahad Datu di Sabah Malaysia, melansir
Inquirer, Sabtu (18/4).
Abu Sayyaf yang sudah dinyatakan Filipina sebagai kelompok teroris adalah sebuah kelompok militan yang bermarkas di Filipina selatan.
Kelompok ini terlibat dalam pemboman serta penculikan turis dan misionaris Barat untuk tebusan sejak awal 1990-an.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: