Kini angka kasus virus corona di China menjadi perdebatan. Pada akhirnya China telah merevisi jumlah kasus, Jumat (17/4) kemarin. Namun, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memandang revisi jumlah korban meninggal akibat virus corona di China itu belum sepenuh benar.
China merevisi angka dengan menaikkan jumlah kasus kematian sebesar 50 persen di kota itu atau sekitar 1.290 korban meninggal, sehingga totalnya kasus menjadi 3.869. Jumlah korban terinfeksi juga bertambah 325, sehingga menjadi 50.333, melansir
AFP, Sabtu (18/4).
Namun, Trump menilai jumlah itu belum sebenarnya, masih banyak yang disembunyikan.
“China baru saja menggandakan jumlah kasus kematian akibat Musuh Tak Terlihat. (Seharusnya) Itu jauh lebih besar dari yang ada, jauh lebih besar dari AS, mendekati pun tidak,†ujar Trump, dalam cuitannya Sabtu (18/4), seperti dikutip redaksi RMOL.
Beberapa pejabat AS juga mengatakan China tak transparan dalam mengungkap wabah mematikan ini sejak awal.
Trump juga menuduh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bersikap China-sentris, sehingga menangguhkan pendanaan untuk badan PBB itu.
Sikap Trump didukung oleh Partai Republik di Kongres AS. Mereka mengusulkan agar pendanaan untuk WHO dihentikan sampai Tedros Adhanom Ghebreyesus mengundurkan diri.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: