Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Tolak Aturan Lockdown, Presiden Jair Bolsonaro Ikut Unjuk Rasa Dengan Ratusan Warganya

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Senin, 20 April 2020, 12:47 WIB
Tolak Aturan <i>Lockdown</i>, Presiden Jair Bolsonaro Ikut Unjuk Rasa Dengan Ratusan Warganya
Presiden Jair Bolsonaro ikut berunjuk rasa menentang aturan lockdown/Net
rmol news logo Presiden Brasil Jair Bolsonaro bergabung bersama ratusan pengunjuk rasa untuk menentang aturan penguncian (lockdown) seperti perintah tinggal di rumah yang dikeluarkan oleh pemerintah negara bagian Brasilia.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Di luar markas tentara di ibukota Brasilia pada Minggu (19/4), Bolsonaro ikut membaur berasama kerumunan yang diperkirakan berjumlah sekitar 600 orang untuk meminta tentara turun tangan untuk menangani pandemik virus corona baru (Covid-19).

"Saya di sini karena saya percaya pada anda, dan anda di sana karena anda percaya pada Brasil," ujar Bolsonaro kepada kerumunan tersebut di atas mobil pick-up seperti dimuat CGTN.

Dalam orasinya yang diselingi dengan batuk, Bolsonaro tidak menanggapi tuntutan massa untuk intervensi militer atau menutup Kongres.

"Anda harus berjuang untuk negara anda. Andalkan presiden anda untuk melakukan apa yang diperlukan, sehingga kita dapat menjamin demokrasi dan apa yang paling kita sayangi, kebebasan," lanjut Bolsonaro.

Bolsonaro yang merupakan mantan kapten militer selama ini memang terus mengkritik tindakan karantina parsial yang diadopsi oleh setiap pemerintah negara bagian, termasuk Sao Paulo dan Rio de Janeiro yang merupakan wilayah dengan penduduk paling banyak.

Di mana saat ini, Sao Paulo dan Rio de Janeiro sendiri sudah memperpanjang tindakan karantina parsial.

Pada Jumat (17/4), Bolsonaro juga telah memecah menteri kesehatannya, Luiz Mandetta yang mendukung pembatasan gerak yang menurut Bolsonaro hanya akan merusak perekonomian.

Kendati begitu, menutut sebuah jajak pendapat yang dirilis pada Sabtu (18/4) menunjukkan, mayoritas warga Brasil justru menyutujui aturan jarak sosial dan tinggal di rumah meski berdampak pada sekto ekonomi.

Hingga saat ini, Brasil dengan populasi lebih dari 200 juta jiwa sudah menjadi negara dengan infeksi virus corona baru paling banyak di Amerika Latin. Jumlah infeksi di Brasil sudah melebihi 38.000 kasus dengan lebih dari 2.400 orang meninggal dunia. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA