Dikatakan oleh jurubicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang, segala upaya untuk menolak kedaulatan China yang sudah ditakdirkan di Laut China Selatan akan gagal, melansir
Sputnik, Selasa (21/4).
Pernyataan itu muncul setelah Vietnam mengajukan klaim protes pada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atas upaya China yang meningkatkan kehadiran di Laut China Selatan.
Di mana sengketa Laut China Selatan sendiri juga melibatkan Filipina, Brunei, Malaysia, dan Taiwan.
Pada Selasa (14/4), kapal Haiyang Dizhi 8 milik China terlihat berada di sekitar 158 km di lepas pantai Vietnam. Kapal tersebut diapit kapal-kapal Coast Guard China dan diikuti oleh setidaknya tiga kapal Vietnam.
Menurut jurubicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, kapal Haiyang Dizhi 8 sedang melakukan "kegiatan normal" di perairan yang dikelola oleh China. Sementara menurut Kementerian Luar Negeri Vietna, pihaknya terus memantau kagiatan kapal tersebut.
Seiring dengan insiden tersebut, Hanoi mengajukan protes diplomatik atas tudingan menabrak dan menenggelamkan kapal nelayan Vietna, oleh Coast Guard China di Laut China Selatan pada awal bulan ini.
China berdalih, hal tersebut dilakukan karena kapal Vietnam memasuki perairan China secara ilegal. China juga mengklaim bahwa kapal tersebut bertabrakan dengan kapal China Haijing 4301 setelah melakukan "tindakan berbahaya".
Menyikapi hal tersebut, Departemen Luar Negeri AS menyatakan keprihatinannya dan mendesak Beijing untuk tetap fokus pada upaya memerangi pandemik Covid-19, alih-alih mengeksploitasi kerentaanan negara lain untuk memperluas klaimnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: