Genap 94 Tahun, Ratu Elizabeth II Rayakan HUT Dalam Sepi

Berbeda dengan perayaan di tahun-tahun sebelumnya, hari ulang tahun Ratu pada Selasa (21/4) berlangsung dengan sepi.

Ratu Elizabeth II yang merupakan pemimpin kerajaan paling tua dan paling lama berkuasa di dunia merayakan ulang tahunnya secara pribadi, tanpa perayaan publik seperti biasanya.

Dilaporkan Reuters, bendera yang biasanya dikibarkan di gedung-gedung pemerintahan untuk merayakan ulang tahun sang Ratu juga diminta untuk tidak dikibarkan.
Ratu tampaknya merasa tidak pantas untuk mengadakan perayaan saat Inggris diliputi awan kegelapan pandemik virus corona baru (Covid-19).

Pasalnya, angka resmi terbaru menunjukkan, sebanyak 16.000 warga Inggris meninggal dunia akibat virus mematikan tersebut. Angka tersebut adalah yang tertinggi kelima di dunia.

Untuk itu, untuk tahun ini, ulang tahunnya hanya diperingati secara tradisional dengan penghormatin pistol seremonial dari berbagai lokasi di London.

Namun, ucapan selamat terus mengalir kepada ratu melalui media sosial. Seperti akun Twitter Istana Buckingham yang mengunggah film dokumenter Elizabeth dan almarhum adiknya, Margaret ketika masih kecil.

"Kepala Persemakmuran, Kepala Angkatan Bersenjata, Kepala Negara di 16 negara, dan Ratu yang paling lama memerintah dalam sejarah Inggris. Istri, ibu, nenek, dan buyut. Selamat ulang tahun, Yang Mulia," cuit istana.

Saat ini, sang ratu sendiri menghabiskan hari ulang tahunnya bersama sang suami, Pangeran Philip yang berusia 98 tahun di Windsor Castle.

Dari sana, ia juga telah mengeluarkan sejumlah pesan, termasuk yang terbaru terkait pandemik Covid-19.

Elizabeth, yang lahir pada 21 April 1926, di Bruton Street, pusat kota London, tumbuh tanpa berharap menjadi ratu. Ayahnya, George VI, mengambil mahkota ketika kakaknya, Edward VIII, yang turun tahta pada 1936 untuk menikahi janda cerai Amerika, Wallis Simpson.

Elizabeth kemudian naik ke tahta pada tahun 1952 atau saat usianya 25 tahun. Ia telah menjadi ratu dengan jabatan terlama, melampaui nenek moyangnya, Ratu Victoria.

"Tak pelak umur panjang bisa melewati banyak tonggak sejarah," katanya saat itu.