Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Michelle Obama Dan Jabatan Calon Wakil Presiden AS, Mungkinkah?

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Rabu, 22 April 2020, 08:18 WIB
Michelle Obama Dan Jabatan Calon Wakil Presiden AS, Mungkinkah?
Mantan ibu negara Amerika Serikat Michelle Obama/Net
rmol news logo Nama Michelle Obama mulai santer terdengar di kalangan Demokrat dan pendukungnya di Amerika Serikat belakangan ini.

Istri mantan presiden Amerika Serikat, Barack Obama itu dianggap sebagai sosok yang layak dan mumpuni untuk mengisi posisi bakal calon wakil presiden Amerika Serikat, mendampingi Joe Biden dalam pemilu presiden Amerika Serikat tahun ini.

Aktivis HAM yang juga merupakan mantan penasehat Gedung Putih, sekaligus pendeta gereja Baptis Al Sharpton bahkan secara terbuka mengatakan kepada publik bahwa dia menyelipkan nama Michelle dalam doa hariannya kini.

"Ketika mantan Wakil Presiden Biden mengatakan dia akan memilih seorang wanita (sebagai bakal calon wakil presiden), dia (Michelle Obama) dianggap oleh sebagian besar orang Amerika dari semua ras dan semua latar belakang ekonomi sebagai wanita terbaik," kata Sharpton kepada Politico baru-baru ini.

"Lihatlah penjualan bukunya (Michelle Obama). Ini pertama kalinya saya melihat seseorang menulis buku yang dapat mengisi arena. Dia telah mengemas lebih banyak arena daripada Donald Trump," sambungnya.

Sebenarnya, dari sejumlah nama yang dipertimbangkan Biden dengan serius untuk menjadi pendampingnya dalam pemilu tahun ini, Michelle bukan satu di antaranya.

Michelle sendiri dalam beberapa kesempatan pernah menegaskan bahwa dia tidak berminat untuk memegang jabatan politik tertentu. Beberapa waktu belakangan, Michelle mengatakan bahwa dia lebih suka fokus pada pekerjaannya untuk mendaftar dan menghasilkan pemilih melalui organisasinya yang baru bernama "When We All Vote."

Michelle pun pernah menegaskan dalam memoarnya "Becoming" yang rilis tahun 2018 soal sikapnya pada jabatan politik.

"Saya akan mengatakannya di sini secara langsung: saya tidak pernah berniat mencalonkan diri untuk jabatan," tulisnya Michelle dalam buku tersebut.

Meski demikian, sikap Michelle tersebut tidak menghentikan Demokrat untuk memintanya mempertimbangkan kembali.

"Saya bertanya padanya kapan terakhir kali saya melihatnya dan dia tampak empatik bahwa dia tidak akan melakukannya. Saya ragu apakah dia melakukannya," kata Sharpton, seraya menambahkan bahwa dia kerap memanjatkan doa agar Michelle mau berubah pikiran.

Nama Michelle juga menyita perhatian Ketua Partai Demokrat Michigan Lavora Barnes. Dalam sebuah wawancara baru-baru ini, dia mengatakan kepada reporter bahwa dia tidak ingin menyebutkan pilihan terkait bakal calon wakil presiden yang akan mendampini Biden. Tetapi ketika ditanya tentang Michelle Obama, dia memiliki reaksi yang berbeda.

"Ya Tuhan," katanya.

"Itu akan luar biasa," tambahnya.

Harapan sejumlah anggota Demokrat terhadap Michelle Obama agar mau ikut ambil bagian dalam pertarungan politik tahun ini bukan tanpa alasan. Pada tahun lalu, Michelle mendapat pengakuan sebagai "wanita paling dikagumi" dalam survei global yang dilakukan oleh YouGov, mengalahkan aktris Angelina Jolie.

Sementara itu, Joe Biden sendiri pernah secara terbuka memberikan kesan soal Michelle kepada publik.

Pada 27 Februari lalu, saat rapat umum di Conway, S.C, ada seorang pemilih yang bertanya kepada Biden soal apakah dia akan mempertimbangkan Michelle Obama sebagai calon pasangan.

Biden menjawab bahwa dia memeiliki rasa hormat yang tinggi terhadap Michelle Obama.

"Saya akan melakukan itu dalam sekejap jika kupikir ada peluang," kata Biden.

Pernyataan yang sama kembali dikeluarkan Biden dalam sebuah wawancara dengan KDKA, sebuah stasiun televisi Pittsburgh awal pekan ini.

"Saya akan membawanya dalam detak jantung," kata Biden.

"Dia (Michelle Obama) cerdas. Dia tahu jalannya. Dia wanita yang sangat baik. (Michelle) Obama adalah teman baik," tambahnya.

Di sisi lain, orang-orang di lingkaran dalam Michelle Obama sendiri menyadari santernya desas-desus tersebut belakangan ini.

Teman dekat sekaligus penasihat Michelle, Valerie Jarrett mengakui bahwa belakangan ada desas-desus yang muncul di sekitar mantan ibu negara. Namun dia menekankan bahwa mencalonkan diri dan memegang jabatan politik, baik untuk posisi presiden maupun wakil presiden, bukanlah gaya Michelle Obama.

"Dia benar-benar agak melampaui politik," kata Jarrett.

"Jelas, dia mendukung Wakil Presiden Biden tetapi tidak melihat dirinya sebagai tokoh politik," tambahnya.

Lebih lanjut Jarrett menekankan, keengganan Michelle untuk berpolitik dan mencari jabatan sangat kuat.

"Ini lebih dari sekedar memenangkan pemilihan. Anda harus memerintah. Dan jika hati Anda tidak berada di dalamnya untuk melakukan pekerjaan menjadi wakil presiden, maka Anda tidak harus melakukannya. Anda tidak harus melakukannya hanya untuk menang," kata Jarrett.

"Dia (Michelle Obama) berpotensi membantu lebih banyak orang menggunakan platformnya saat ini daripada bergabung dengan kantor politik," tegasnya.

Sementara itu, mantan penasihat Barack Obama, Jim Messina baru-baru ini juga mengatakan kepada publik bahwa dia tahu Michelle Obama tidak akan menerima dorongan untuk maju sebagai bakal calon wakil presiden. Namun dia secara terbuka berharap agar Michelle merenungkannya.

"Ingat, dia orang yang populer dengan wanita swing," kata Messina kepada Politico awal pulan ini.

"Jika saya (Biden), saya akan menawarkan padanya (posisi) wakil presiden," jelasnya.

Mantan penasihat Obama lainnya, David Axelrod, mengatakan dia akan sangat terkejut jika Michelle Obama memutuskan untuk mencalonkan diri.

Michelle Obama pernah berbicara soal politik dalam memoarnya "Becoming". Dia berbicara tentang betapa mengerikannya dunia politik, terlebih jika dikaitkan dengan stereotip terkait wanita kulit hitam.

Namun keterbukaan Michelle dalam memoarnya justru menarik hati banyak orang. Mantan sekretaris pers Gedung Putih dan penasihat Barack Obama, Robert Gibbs mengatakan bahwa memoar Michelle adalah salah satu yang terlaris di dunia.

"Bukunya adalah salah satu memoar terlaris yang pernah ada," ujarnya.

Sementara itu, Mantan Gubernur Virginia dan Ketua Komite Nasional Demokrat Terry McAuliffe mengatakan dia menyaksikan secara langsung seberapa populernya Michelle Obama.

"Ketika saya mencalonkan diri sebagai gubernur pada tahun 2013, saya memiliki semua orang yang membantu saya, tetapi saya memasang foto saya dan Michelle Obama di setiap selebaran pemilihan umum saya. Dan saya tidak hanya menggunakannya di komunitas Afrika-Amerika. Saya menggunakannya di setiap bagian negara karena dia sangat populer," katanya, menjelaskan bahwa wanita kulit putih pedesaan dan wanita kulit hitam di kota-kota sama-sama memuja mantan ibu negara tersebut.

Michelle Obama sendiri sejauh ini belum memberikan keterangan kepada publik mengenai desas-desus tersebut.

Namun harapan banyak pihak di Demokrat dan di Amerika Serikat tertuju padanya. Harapan tersebut agaknya terwakilkan oleh doa yang dipanjatkan pendeta Sharpton belakangan ini.

"Ya Tuhan, jika Anda bisa berubah pikiran, itu akan banyak membantu kami," kata Sharpton dalam doanya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA