Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Babak Baru, Angkatan Laut AS Mengajukan Crozier Yang Sudah Dipecat Ditarik Bertugas Kembali

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 25 April 2020, 11:47 WIB
Babak Baru, Angkatan Laut AS Mengajukan Crozier Yang Sudah Dipecat Ditarik Bertugas Kembali
Penampakan Kapal Induk USS Theodore Roosevelt./Net
rmol news logo Angkatan Laut AS merekomendasikan untuk menugaskan lagi kapten kapal induk Theodore Roosevelt, Brett Crozier,  yang sebelumnya telah dipecat. Sebagian besar dari kru kapal itu memuji kinerjanya selama ini.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa
Dia dipercaya sebagai seorang pemimpin yang bertanggung jawab.
Brett Crozier saat ini sedang dalam perawatan karena positif virus corona. Dia telah mempertaruhkan nyawanya selama menjalankan tugas-tugasnya sebagai seorang kapten.

Banyak yang menyanjungnya sebagai heroik, sebab aksinya yang ketika itu meminta bantuan Angkatan Laut agar segera mengirimkan bantuan dan mengevakuasi semua krunya yang diduga terpapar virus crona.

Reaksi itulah yang membuat Angkatan Laut Amerika Serikat mempertimbangkan lagi untuk menarik Crozier bertugas kembali sebagai kapten, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (25/4).

Pejabat Angkatan Laut AS yang enggan disebut, memberikan rekomendasi pada sang kapten untuk bertugas kembali kepada Sekretaris Pertahanan AS, Mark Esper pada Jumat kemarin.

Rekomendasi diberikan setelah 3 minggu Crozier dibebastugaskan dari jabatannya.  

Crozier sendiri dipecat setelah surat permohonan untuk meminta bantuan Angkatan Laut dan  mengupayakan perlindungan terhadap kru yang terkena wabah Covid-19 bocor ke media.

Pentagon mengeluarkan pernyataan bahwa Esper menerima hasil penyelidikan awal dari insiden pemecatan Crozier.

"Dia (Esper) berniat untuk meninjau laporan penyelidikan itu secara menyeluruh, dan akan bertemu kembali dengan pimpinan angkatan laut untuk mendiskusikan langkah selanjutnya. Jadi belum ada keputusan final," kata sumber tersebut.

Sumber lain yang dikutip dari Reuters juga menyebut, pertimbangan Esper memunculkan tanya, apakah keputusan yang diambil secara politis atau ada pertimbangan lain bakal mengesampingkan rekomendasi dari Angkatan Laut AS. Di samping itu, pihak demokrat terus menerus secara vokal mengkritik kebijakan Presiden Donald Trump dalam menangani COVID-19.

Ketua Komisi Angkatan Bersenjata di Parlemen AS, Adam Smith yang berasal dari partai demokrat meminta penugasan kembali Crozier secepatnya.  

"Pada saat krisis seperti ini, kapten Crozier adalah yang dibutuhkan para pelaut kita, pemimpin yang menunjukkan dan mencontohkan kepercayaan diri," katanya.

Crozier dipecat dari komando USS Theodore Roosevelt (TR) pada hari Kamis (2/4) setelah ia mengirimkan surat yang ia tujukan kepada para petinggi Angkatan Laut AS.

Dalam suratnya ia meminta Angkatan Laut mengambil tindakan tegas untuk mengarantina ribuan awak di dalam kapal itu sebab beberapa di antaranya telah terkena virus corona.

Namun, surat yang semestinya rahasia itu bocor ke media lokal, San Francisco Chronicle. Bocornya surat itu dianggap sebagai pelanggaran. Crozier pun dipecat atas tindakannya itu.

Modly kemudian menyebut Crozier gegabah, bodoh, dan naif. Tak lama setelah tuduhan dan hujatannya itu, Modly tiba-tiba menyampaikan permintaan maaf.

Permohonan maaf muncul setelah rekaman audio dan transkip komentarnya tentang kapten kapal itu dipublikasikan.

"Saya ingin meminta maaf kepada Angkatan Laut atas komentar saya baru-baru ini kepada awak TR," kata Thomas Modly dalam pernyataan yang dikeluarkan pada Senin malam, menggunakan akronim untuk kapal induk USS Theodore Roosevelt.

"Biarkan saya menjelaskan, saya tidak berpikir Kapten Brett Crozier naif atau bodoh. Saya pikir, dan selalu percaya dia sebaliknya," ujar Modly.

"Kapten Crozier cerdas dan bersemangat. Saya percaya, justru karena dia tidak naif dan bodoh, bahwa dia mengirim emailnya yang mengkhawatirkan keadaan anak buahnya, dengan maksud memasukkannya ke domain publik dalam upaya untuk menarik perhatian publik terhadap situasi di kapalnya.

Saya minta maaf atas kebingungan apa pun yang disebabkan oleh pilihan kata-kata ini," tutur Modly, seperti dikutip dari ABC News, Selasa (7/4).

Sebelumnya pada hari Senin (6/4), situs berita online The Daily Caller menerbitkan transkrip komentar Modly kepada awak kapal yang disiarkan melalui sistem pengeras suara internal.
Kemudian pada hari itu, sebuah situs berita militer online Task and Purpose, memposting rekaman audio dari apa yang tampak seperti suara yang mirip dengan Modly yang berbicara melalui sistem pidato publik yang cocok dengan transkrip dalam isinya.

Pada saat Modly mengeluarkan permintaan maaf di depan publik, Parlemen menyerukan agar Modly mengundurkan diri. Pada Selasa pagi, Ketua DPR Nancy Pelosi mengatakan, Modly harus pergi. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA