Krisis itu telah memicu beragam protes dan demo yang berlangsung sejak Oktober tahun lalu. Sebelumnya, serangan terhadap bank-bank nasional kerap terjadi. Namun, ini adalah serangan pertama di tahun ini.
Kantor Berita Nasional (NNA) Lebanon mengatakan serangan pada malam hari itu menargetkan kantor cabang Fransabank di Sidon, Sabtu. Beruntung, ledakan hanya merusak bagian depan kaca. Tidak ada korban dalam serangan tersebut, seperti dikutip dari
AFP, Minggu (26/4).
Sehari sebelumnya, Perdana Menteri Lebanon, Hassan Diab, mengatakan simpanan bank Lebanon telah merosot sebanyak USD 5,7 miliar dalam dua bulan pertama tahun ini.
Lebanon tengah mengalami masalah kekurangan likuiditas yang parah. Keadaan semakin memburuk dengan adanya aturan lockdown untuk mencegah penyebaran virus corona.
Dalam beberapa bulan terakhir, mata uang pound Lebanon, yang dipatok terhadap dolar AS sejak 1997, telah anjlok nilainya dari sekitar 1.500 pound per satu dolar AS menjadi hampir 3.800 per satu dolar AS di pasar paralel.
Bank-bank di Lebanon secara bertahap membatasi penarikan dolar sampai menghentikannya sama sekali pada bulan lalu.
Hal itu memancing protes dan demo berkepanjangan yang di alami negara itu. Rakyat marah. Krisis ekonomi yang dialami Peru dikaitkan dengan korupsi yang merajalela di kalangan elite politik, dan sistem pembagian kekuasaan sektarian yang membuat pemerintah tidak efektif.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.