Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Belanja Militer Dunia Meningkat, China dan India Masuk Dalam Lima Pembelanja Terbesar

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Senin, 27 April 2020, 09:45 WIB
Belanja Militer Dunia Meningkat, China dan India Masuk Dalam Lima Pembelanja Terbesar
Nuklir India/Net
rmol news logo Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI) menyebut belanja militer global selama 2019 menunjukkan rekor peningkatan terbesar.

Setidaknya ini adalah rekor terbesar sejak 10 tahun terakhir, berdasarkan penelitian SIPRI, seperti dirilisnya pada laman resmi SIPRI, Senin (27/4). 

Lima pembelanja terbesar pada 2019, yang menyumbang 62 persen pengeluaran, adalah Amerika Serikat, China, India, Rusia, dan Arab Saudi.

Masuknya dua negara Asia di antara tiga pembelanja militer teratas menjadi hal yang mengejutkan juga menarik.

"Pengeluaran militer global 7,2 persen lebih tinggi pada 2019 daripada pada 2010, menunjukkan tren bahwa pertumbuhan belanja militer telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir," kata Dr Nan Tian, ​​Peneliti SIPRI.

Kenaikan pengeluaran militer ini didorong oleh belanja yang dilakukan Amerika Serikat (AS) yang merupakan negara dengan anggaran terbesar yakni menghabiskan 732 miliar dolar sepanjang 2019 atau naik 5,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Sementara, China menghabiskan sekitar 261 miliar dolar AS atau naik 5,1 persen dan India 71,1 miliar dolar AS atau naik 6,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Selain Cina dan India, Jepang dengan angka belanja 47,6 miliar dolar AS  dan Korea Selatan sebesar 43,9 miliar dolar AS adalah pembelanja militer terbesar di Asia dan Oseania. Pengeluaran militer di wilayah ini telah meningkat setiap tahun sejak setidaknya tahun 1989.

"China secara terbuka menyatakan ingin bersaing dengan AS sebagai negara adikuasa militer," kata Tian, seperti dikutip dari AFP.

Dia melanjutkan, ambisi China di bidang militer ini memengaruhi India, sebagai negara tetangga. India turut mengimbangi sehingga terjadi peningkatan anggaran.

"Ketegangan dan persaingan India dengan Pakistan dan China menjadi pendorong utama peningkatan pengeluaran militernya," kata Siemon T. Wezeman, Peneliti Senior SIPRI.

Dua negara lain yang masuk lima besar dunia dalam pengeluaran militer adalah Rusia dan Arab Saudi.

Menurut SIPRI, perkembangan penting lainnya adalah Jerman yang menaikkan pengeluaran sebesar 10 persen pada 2019 menjadi 49,3 miliar dolar. Persentase kenaikan pengeluaran militer Jerman dibandingkan tahun 2018 merupakan yang tertinggi dibandingkan negara lain.

Peningkatan pengeluaran Jerman dilatarbelakangi adanya persepsi ancaman dari Rusia.

Untuk tahun 2020, Tian yakin kondisinya akan berbalik dibandingkan 2019 dipicu wabah virus corona. Semua negara, termasuk negara maju, mengalihkan fokus ke penanganan wabah di samping memburuknya kondisi perekonomian.

Pemerintah, kata dia, harus mempertimbangkan pengeluaran militer terhadap sektor lain, seperti perawatan kesehatan dan pendidikan.

"Sangat mungkin bahwa ini benar-benar akan berdampak pada pengeluaran militer," kata Tian.

Namun berdasarkan fakta sejarah, menurutnya, penurunan belanja  militer tak akan berlangsung lama seperti saat terjadi krisis keuangan pada 2008.

"Kami bisa melihat penurunan pengeluaran 1 hingga 3 tahun dan kemudian naik lagi di tahun-tahun berikutnya," kata Tian. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA