Dikatakan oleh jurubicara Departemen Luar Negeri AS pada Senin (27/4), sesuai dengan rencana perdamaian di Timur Tengah yang diluncurkan oleh Presiden Donald Trump pada Januari, AS memberi lampu hijau bagi Israel untuk melakukan aneksasi.
"Seperti yang telah kami jelaskan secara konsisten, kami siap untuk mengakui tindakan Israel untuk memperluas kedaulatannya dan penerapan hukum Israel ke daerah-daerah di Tepi Barat yang visi tersebut diramalkan sebagai bagian dari Negara Israel," ujarnya seperti dimuat
CNA.
Kendati begitu, jurubicara tersebut juga mengatakan, pemerintahan persatuan yang telah disepakati oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Benny Gantz harus tetap melakukan konsultasi dengan Washington sebelum bergerak maju.
"Dalam konteks Pemerintah Israel setuju untuk bernegosiasi dengan Palestina sesuai dengan yang ditetapkan dalam Visi Presiden Trump," lanjutnya.
Trump yang memiliki pendukung dari kelompok Kristen Evangelis memang sangat mendukung Israel, bahkan memberikan berbagai dorongan pada Netanyahu selama tiga tahun terakhir.
Dalam rencana perdamaian Timur Tengah-nya, Trump mengungkapkan, Tapi Barat yang diisi oleh warga Palestina bisa dijadikan pemukiman Yahudi. Trump bahkan memberikan kedaulatan bagi Israel sampai ke Yordania.
Sementara bagi Palestina akan diberikan kedaulatan dan investasi. Namun, ibukotanya akan berada di pinggiran Yerusalem.
"Ini adalah kesempatan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan sangat bermanfaat bagi Palestina," tambah jurubicara tersebut.
Kendati begitu, Palestina sendiri menolak untuk melakukan negosiasi dengan pemerintahan Trump. Bahkan, Uni Eropa pun mengkritik rencana perdamaian Timur Tengah dari Trump tersebut.
Pada pekan ini, Liga Arab berencana akan mengadakan pertemuan virtual untuk membahas rencana aneksasi Israel yang jika sesuai rencana akan dimulai secepatnya pada Juli.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: