Demikian yang disampaikan oleh mantan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan dalam diskusi FPCI yang diselenggarakan secara virtual pada Kamis (30/4).
Dalam hal ini, Indonesia sendiri menggelontorkan paket stimulus untuk penanganan Covid-19 sebesar Rp 405 triliun atau 2,5 persen dari PDB.
Angka tersebut juga sempat dikritisi oleh Gita yang dianggap tidak akan cukup untuk menangani krisis Covid-19 dan dampak ekonominya.
"Jadi, saya pikir, paket stimulus yang diumumkan oleh pemerintah Indonesia mungkin tidak cukup," ujarnya.
Adapun pengalokasikan paket stimulus yang dianggarkan oleh pemerintah Indonesia di antaranya 37 persen atau Rp 150 triliun untuk Program Pemulihan Ekonomi Nasional (termasuk restrukturisasi kredit usaha UMKM); 27 persen atau Rp 110 triliun untuk Perlindungan Sosial; 19 persen atau Rp 75 triliun untuk Bidang Kesehatan; dan 17 persen atau Rp 70 triliun untuk Insentif Perpajakan dan Stimulus Kredit Usaha Rakyat.
Selain Indonesia, beberapa negara lain yang sudah mengeluarkan paket stimulus untuk penanganan Covid-19 adalah Australia dan Singapura yang mengalokasikan 10,9 persen dari PDB nya.
Lalu Amerika Serikat 10,5 persen dari PDB, Malaysia 10 persen, Kanada 6 persen, Jeman 4,5 persen, Arab Saudi 2,7 persen, Prancis 2 persen, Italia 1,4 persen, dan China 1,4 persen.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
Sebanyak 193 negara sudah mengeluarkan paket stimulus untuk menangani Covid-19. Di mana jumlah keseluruhannya adalah 8 triliun dolar AS atau setara dengan 10 persen PDB global. 
