Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Peneliti Maroko Temukan Fosil Ekor Spinosaurus, Sang Monster Air

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Jumat, 01 Mei 2020, 11:38 WIB
Peneliti Maroko Temukan Fosil Ekor Spinosaurus, Sang Monster Air
Ilustrasi Spinosaurus/Net
rmol news logo Para peneliti dari Maroko dan Jerman yang diketuai oleh ahli paleontologi, Nizar Ibrahim, berhasil menemukan tulang fosil dari ekor Spinosaurus, predator terbesar yang pernah hidup di planet Bumi.

Hasil penelitian yang diterbitkan dalam jurnal sains Nature pada Rabu (29/4), mengungkapkan Spinosausur yang diyakini selama ini hidup di darat ternyata terbukti menghabiskan sebagian besar hidupnya di dalam air.

Spinosaurus adalah predator dengan tinggi 15 meter dan berat 7 ton. Ia hidup di Afrika Utara selama 95 juta tahun yang lalu atau Zaman Kapur.

Pada saat itu, wilayah Kem Kem di Maroko tenggara adalah tempat yang paling berbahaya di dunia. Di sana adalah rumah bagi pemakan daging raksasa, Bahariasaurus yang memiliki tinggi 12 meter, lalu ada juga Carcharcodontosaurus yang memiliki tinggi 12 meter, mirip dengan T-Rex dan Spinosaurus.

Akan tetapi, para ahli paleontologi menemukan sedikit bukti adanya herbivora di sana. Itu memicu pertanyaan bagaimana para predator besar bisa bertahan dengan mangsa yang sedikit.

Hingga pada akhirnya, dimuat Morocco Wolrd News, para paleontologi menemukan bukti kuat bahwa Spinosaurus hidup di air, untuk mencari mangsa di perairan.

"Spinosaurus memiliki ekor yang sangat terspesialisasi, struktur pendorong yang memungkinkan monster sungai ini untuk secara aktif mengejar mangsa di kolom air," ungkap Ibrahim.

Dengan banyaknya duri saraf yang tinggi, Spinosaurus memiliki ekor yang fleksibel yang memungkinkannya begerak cepat di bawah air.

Dari eksperimen laboratorium, seorang ahli biologi dan biomekanis dari Universitas Harvard, George Lauder yang menjadi bagian dalam tim mengungkapkan, ekor Spinosaurus dapat bergerak ke samping untuk menciptakan daya dorong seperti buaya.

Dengan temuan ini, Spinosaurus dikategorikan sebagai dinosaurus semi-akuatik yang memangsa ikan besar, dan bahkan hiu. Spinosaurus yang bisa berjalan dengan empat kaki kemudian bertelur di darat.

"Lubang hidungnya yang tinggi di atas tengkorak dan lebih jauh dari ujung, tulang dan cakar jari kakinya rata, tulang yang tebal untuk kontrol daya apung, dan bentuk ekor yang baru ditemukan ini membuat Spinosaurus setidaknya sama akuatiknya dengan Buaya Nil," kata ahli paleontologi dari University of Portsmouth, David Martill.

Jauh sebelum penemuan ini, ahli paleontologi dan penjelajah asal Jerman, Ernst Stromer pertama kali menemukan sisa-sisa Spinosaurus di oasis Baharia Mesir di tepi Gurun Sahara pada 1912.

Dari penemuan Stromer digambarkan Spinosaurus memiliki rahang seperti buaya, gigi yang halus berbentuk kerucut, cakar tajam, duri punggung enam kaki, dan ukuran keseluruhannya lebih besar dari dinosaurus predator lain.

Sayangnya pada 24 April 1944, serangan bom Pasukan Sekutu di Munich menghancurkan fosil-fosil di museum paleontologi negara, menghancurkan puluhan tahun karya Stromer. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA