Rolf Mutzenich, ketua kelompok politisi SDP di Parlemen Jerman yang bersekutu dengan kubu konservatif (CDU) atau partainya Kanselir Angela Merkel, menyatakan, Amerika Serikat (AS) tidak lagi menganggap nuklir sebagai senjata pencegah.
Ia menyoroti Tinjauan Ulang Postur Nuklir (NPR) terbaru Pentagon.
"Adakah yang benar-benar berpikir bahwa jika Donald Trump merencanakan serangan nuklir, dia bisa ditahan oleh Jerman hanya karena kami mengangkut beberapa hulu ledak?" ujar Mutzenich, seperti dikutip dari
Russia Today, Senin (4/5).
Kedua pemimpin SDP, Norbert Walter-Borjans dan Saskia Esken, dengan tegas menentang keberlangsungan nuklir di Jerman. Baik penyebaran, berbagi, dan penggunaan senjata nuklir NATO.
Mitra koalisi senior menilai sikap SDP itu sebagai populisme. Anggota Parlemen dari CDU, Patrick Sensburg, menyatakan keprihatinannya bahwa pernyataan para petinggi SDP akan merusak solidaritas NATO dan kepercayaan mitra pada kemampuan Jerman untuk memenuhi perannya di masa depan dalam aparat keamanan Transatlantik.
"Senjata nuklir Amerika melayani di atas segalanya untuk melindungi kita," kata Sensburg.
Pihak oposisi menuduh koalisi CDU/CSU-SDP yang berkuasa merusak reputasi Jerman dengan pertengkaran mereka yang sedang berlangsung, yang menurut juru bicara urusan pertahanan Partai Demokratik Bebas (FDP) Marie-Agnes Strack-Zimmermann, "mengirim sinyal yang salah di waktu yang salah".
Dia juga menegaskan pembenaran untuk menampung bom nuklir AS di Jerman, dengan mengklaim bahwa beberapa kontrol lebih baik daripada tidak sama sekali.
"Adalah naif untuk percaya bahwa Jerman akan memiliki pengaruh yang sama pada strategi nuklir NATO jika senjata nuklir AS ditarik," ujar Zimmermann.
AS memiliki sekitar 100 senjata nuklir yang dikerahkan di Belgia, Belanda, Italia, dan di Pangkalan Udara Buechel di Jerman sejak Perang Dingin.
Perdebatan mengenai pengaturan pembagian nuklir baru-baru ini memanas ketika Berlin berupaya mengganti armada jet Tornado yang telah rapuh yang mampu mengirimkan bom-bom Amerika, dengan Eurofighter Typhoon atau pun Boeing F-18 buatan AS.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: