Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Baru Satu Hari Lockdown Dibuka, India Rusuh Di Depan Toko Miras

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Selasa, 05 Mei 2020, 07:44 WIB
Baru Satu Hari Lockdown Dibuka, India Rusuh Di Depan Toko Miras
Warga India Antre Beli Miras Saat Lockdown Dibuka/Net
rmol news logo   Kekerasan dan kekacauan terjadi di hari pertama pembukaan lockdown di India. Para pekerja migran bentrok dengan aparat kepolisian yang menahan gerakan mereka yang menyerbu toko minuman keras di New Delhi, seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (5/5).

Antrean terpantau di luar sebuah toko miras di area Kalyan Puri, New Delhi. Lebih dari 500 orang mengantre secara mengular di luar toko tersebut.
Antrian yang panjang dan memicu kerusuhan itu akhirnya diperintahkan agar ditutup kembali. Polisi dengan senjata tongkat membubarkan massa.

India telah membuka lockdownnya setelah melewati penguncian selama 40 hari. Toko-toko minuman keras kembali beroperasi dan orang-orang mulai beraktivitas.

Penguncian yang berkepanjangan ini telah menghantam jutaan pencari nafkah harian dan pekerja migran di seluruh negara yang berpenduduk 1,3 miliar ini. Pekerjaan dan penghasilan mengering dalam semalam, membuat mereka tidak punya uang dan terdampar.

Transportasi ditiadakan selama masa penguncian, banyak yang memilih pulang ke kampong halaman dengan berjalan kaki atau bersepeda. Yang lain terjebak di kompleks pabrik-pabrik yang terpaksa tutup.  

Di Surat, pusat industri dan pengolahan berlian di negara bagian barat Gujarat, tayangan televisi menunjukkan polisi menggunakan gas air mata untuk mengendalikan kerumunan pekerja yang marah dan melempari batu.

Pemerintah federal mengumumkan akan mulai menjalankan kereta khusus mulai 1 Mei untuk mengangkut para pekerja migran yang terdampar.
Pemerintah setempat akan menyaring penumpang dan hanya mereka yang ditemukan bebas gejala yang diizinkan untuk bepergian, kata kementerian dalam negeri.

Beberapa pekerja miskin mengatakan mereka dipaksa membayar ongkos untuk perjalanan mereka. Sonia Gandhi, presiden Partai Kongres oposisi, akhirnya bersedia menanggung biaya perjalanan para migran.

Sekitar 85 persen dari biaya transportasi kereta khusus ditanggung oleh Kereta Api India, sedangkan negara bagian harus membayar 15 persen sisanya, Lav Agarwal, seorang pejabat senior kementerian kesehatan mengatakan di New Delhi pada hari Senin. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA