Pengaturan tersebut disebut dengan "gelembung trans-Tasman". Di mana pembukaan perbatasan itu memungkinkan warga kedua negara untuk berpindah satu sama lain, demi menghidupkan kembali sektor pariwisata.
Kesepakatan tersebut diputuskan ketika Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern terbang ke Australia dan membahasnya dengan Perdana Menteri Scott Morisson, serta para pejabat lain pada Selasa (5/5).
"Pertemuan itu membahas sejumlah hal yang berkaitan dengan respons Covid-19 di kedua sisi Laut Tasman, termasuk gelembung perjalanan," ujar Ardern.
"Satu hal yang tidak ingin saya lakukan adalah membahayakan posisi Selandia Baru dengan terlalu cepat membuka perbatasan, bahkan ke Australia," tambahnya.
Dalam keputusan tersebut juga didukung dengan pengaturan keamanan dan kesehatan yang ketat. Mulai dari transportasi dan protokol lainnya, melansir
Reuters.
Morrison berharap, keputusan ini juga bisa meluas untuk negara-negara di Pasifik lainnya.
Keputusan untuk membuka perbatasan satu sama lain mengingat mulai menurunnya jumlah kasus Covid-19 di kedua negara. Selain tingkat kematian di kedua negara akibat virus corona pun terbilang sangat rendah, di bawah satu persen.
Data dari Universitas Johns Hopkins menunjukkan, Autralia memiliki 6.849 kasus dengan 96 orang meninggal dunia. Sementara Selandia Baru memiliki 1.486 kasus dengan 20 orang meninggal dunia.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: