Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Jepang Beri Lampu Hijau Penggunaan Obat Ebola Remdesivir Untuk Pasien Covid-19

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Kamis, 07 Mei 2020, 22:51 WIB
Jepang Beri Lampu Hijau Penggunaan Obat Ebola Remdesivir Untuk Pasien Covid-19
Remdesivir/Net
rmol news logo Pemerintah Jepang memberikan otorisasi obat antivirus remdesivir untuk mengobati pasien virus corona atau Covid-19 di negara tersebut. Otorisasi itu diberikan oleh pemerintah negeri sakura pada Kamis (7/5).

Untuk diketahui, remdesivir adalah obat antivirus, yang dikembangkan oleh perusahaan bioteknologi Gilead Sciences sebagai pengobatan untuk infeksi penyakit virus Ebola dan virus Marburg.

Ketika Wabah virus Ebola di Afrika Barat merebak tahun 2013-2016, Remdesivir segera didorong untuk melakukan uji klinis, yang akhirnya digunakan setidaknya kepada satu pasien manusia, meskipun remdesivir baru dalam tahap awal pengembangan pada saat itu.

Dengan demikian, Jepang menjadi negara kedua di dunia yang menyetujui penggunaan obat tersebut untuk pasien virus corona, setelah sebelumnya regulator Amerika Serikat lebih dulu menyetujuinya untuk penggunaan darurat terhadap kasus virus corona yang parah.

"Remdesivir disetujui berdasarkan tindakan luar biasa," kata seorang pejabat kementerian kesehatan, tenaga kerja dan kesejahteraan, seperti dikabarkan Channel News Asia.

"Itu adalah persetujuan pertama negara kami untuk perawatan pasien coronavirus," tambahnya.

Sebelumnya, pekan lalu Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan bahwa pemerintahnya sedang bersiap-siap untuk memberikan lampu hijau yang cepat untuk obat eksperimental yang dikembangkan oleh perusahaan Amerika Serikat, Gilead Sciences tersebut.

Penggunaan remdesivir mulanya dilakukan oleh negeri Paman Sam setelah uji klinis utama menunjukkan bahwa obat tersebut mempersingkat waktu untuk pemulihan pada beberapa pasien virus corona hingga sepertiganya.

Remdesivir, yang diberikan melalui suntikan, sudah tersedia untuk beberapa pasien yang terdaftar dalam uji klinis di seluruh dunia.

Di sisi lain, pemerintah Jepang juga sedang mempertimbangkan penggunaan Avigan, yang dikembangkan oleh perusahaan Jepang Fujifilm Toyama Chemical.

Obat yang nama generiknya adalah favipiravir, disetujui untuk digunakan di Jepang pada 2014 tetapi hanya pada wabah flu yang tidak ditangani secara efektif oleh obat yang ada.

Namun obat ini tidak tersedia di pasaran dan hanya dapat diproduksi dan didistribusikan atas permintaan pemerintah Jepang.

Favipiravir, yang dapat dipakai secara oral sebagai pil, bekerja dengan menghalangi kemampuan virus untuk bereplikasi di dalam sel. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA