Diumumkan oleh Food and Drug Administration (FDA), masker N95 yang dibuat oleh tujuh perusahaan China tersebut terbukti tidak melindungi pemakainya dari virus corona baru seperti yang diklaim.
"Respirator yang tidak lagi muncul dari Appendix A mungkin tidak memberikan efisiensi penyaringan partikulat minumum 95 persen," ujar FDA dalam keterangannya pada Kamis (7/5), seperti dilansir
Sputnik.
"Di antara produk yang dihapus dari Appendix A hingga saat ini, berikut ini gagal menunjukkan efisiensi penyaringan partikulat persen minimum 95 persen dalam pengujian yang dilakukan oleh NIOSH (Institut Nasional untuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja)," lanjut keterangan tersebut seraya menyebutkan nama-nama perusahaan terkait.
Dalam daftar tersebut, perusahaan China yang dicabut izinnya oleh FDA antara lain CTT Co.; Daddybaby Co; Dongguan Xianda Medical Equipment Co.; Guangdong Fei Fan Mstar Technology; Guangdong Nuokang Medical Technology Co.; Huizhou Huinuo Technology Co.; and Lanshan Shendun Technology Co..
Sebelum adanya pencabutan izin dari FDA, beberapa negara Eropa sudah melaporkan adanya kerusakan dalam pasokan medis untuk Covid-19 buatan China, seperti masker hingga baju hazmat. Mereka bahkan sudah mengembalikan pasokan medis tersebut ke China.
Masker N95 yang rusak sebenarnya masih dapat digunakan seolah-olah itu adalah masker bedah standar, yang dapat mencegah orang yang terinfeksi menyebarkan penyakit kepada orang lain. Namun itu tidak berfungsi untuk melindungi pengguna dari infeksi.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: