Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pasar Wuhan Berperan Dalam Penyebaran Virus Corona, WHO: Atau Bisa Jadi Hanya Kebetulan Kasus Terdeteksi Di Sana

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 09 Mei 2020, 06:00 WIB
Pasar Wuhan Berperan  Dalam Penyebaran Virus Corona, WHO: Atau Bisa Jadi Hanya Kebetulan Kasus Terdeteksi Di Sana
Pasar Grosir Wuhan ditutup pemerintah pada Januari 2020/Net
rmol news logo Pasar bisa jadi merupakan sumber atau sebagai lokasi yang menguatkan penyebaran virus corona.

Saat pertama kali terjadi kasus virus corona di Kota Wuhan, pasar grosir di pusat kota itu dianggap berperan dalam penyebaran virus. Otoritas China menutup pasar tersebut pada Januari lalu dan  memerintahkan larangan sementara perdagangan dan konsumsi satwa liar.

“Pasar memainkan peran dalam acara tersebut, itu jelas. Tapi peran apa yang kita tidak tahu, apakah itu sumber atau lokasi penguatan atau hanya kebetulan bahwa beberapa kasus terdeteksi di dalam dan sekitar pasar itu,” kata seorang pakar WHO tentang keamanan pangan dan virus zoonosis yang melintasi penghalang spesies dari hewan ke manusia, Dr Peter Ben Embarek, seperti dikutip dari Reuters, Jumat (8/5).

Tidak jelas apakah hewan hidup atau pedagang yang terinfeksi atau pembeli mungkin telah membawa virus ke pasar, katanya lagi, yang disampaikan dalam konferensi pers di Jenewa.

Embarek pun menyerukan penelitian lebih lanjut mengenai peran pasar grosir Wuhan.

Sementara, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan ada "sejumlah besar bukti" virus itu berasal dari laboratorium Wuhan, meskipun ia juga mengatakan tidak ada kepastian.

Der Spiegel, sebuah media terbesar dan paling berpengaruh di Jerman menyampaikan tentang laporan inteljen Jerman yang meragukan dugaan Pompeo.

“”Tidak ada bukti publik yang mengaitkan wabah itu dengan laboratorium di Wuhan dan para ilmuwan mengatakan virus corona tampaknya telah berkembang di alam,” tulis laporan itu.  

Ben Embarek tidak menanggapi tuduhan itu. Dia memperkirakan perlu waktu setahun bagi para peneliti untuk mengidentifikasi unta sebagai sumber virus MERS (Middle East Respiratory Syndrome), sebuah virus corona yang muncul di Arab Saudi pada 2012.

“Yang penting, yang akan sangat membantu, adalah mendapatkan virus sebelum diadaptasi ke manusia, sebelum versi yang kita miliki sekarang. Karena dengan begitu kita akan lebih memahami bagaimana ia beradaptasi dengan manusia, bagaimana ia berkembang,” katanya.

Dalam hal investigasi, lanjutnya, China memiliki kemungkinan besar mengenai semua keahlian yang dibutuhkan untuk melakukan investigasi ini. Mereka memiliki banyak peneliti yang sangat berkualitas untuk itu.

Secara umum di Asia, pasar basah secara tradisional menjual produk segar dan hewan hidup, seperti ikan, di udara terbuka. Menurut Embarek, banyak pasar di seluruh dunia yang menjual hewan hidup, sebaiknya harus diatur dengan lebih baik dan kondisi kebersihan ditingkatkan.

Embarek juga menyarankan beberapa pasar harus ditutup. "Tapi sebagian besar bisa diperbaiki, bisa lebih terorganisir,” kata Ben Embarek.

Beberapa yang menjadi isu kebersihan dalam pengaturan pasar basah adalah masalah pengendalian pengelolaan limbah, pergerakan orang dan barang, dan pemisahan hewan hidup dari produk hewani dan dari barang segar.

Pihak berwenang China menutup pasar di Wuhan pada Januari sebagai bagian dari upaya untuk menghentikan penyebaran virus. Mereka juga memerintahkan larangan sementara perdagangan dan konsumsi satwa liar. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA