Pernyataan itu disampaikan oleh Dutabesar AS untuk Israel, David Friedman dalam sebuah wawancara, setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Benny Gantz membentuk pemerintahan persatuan.
Kendati begitu, Friedman mengatakan, Netanyahu harus tetap melakukan negosiasi dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas terkait dengan pembentukan negara.
"Tugas utama adalah milik pihak Israel karena mereka lah yang harus memikirkan apa yang terbaik untuk negara Israel. Persyaratan utama adalah bahwa bagian Israel dari wilayah C tidak akan melebihi 50 persen, yaitu 30 persen dari Tepi Barat," ujar Friedman seperti dimuat
Sputnik, Sabtu (9/5).
Padahal, sesuai Kesepakatan Oslo II yang ditandatangani pada 1995 oleh Perdana Menteri Israel, Yitzhak Rabin dan Ketua Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Yasser Arafat di bawah naungan Presiden AS Bill Clinton, Area C akan merupakan 61 persen dari Tepi Barat akan "secara bertahap dipindahkan ke Yurisdiksi Palestina".
“Pemetaan harus dilakukan. Pemerintah (Israel> harus menyetujui pembekuan pada setengah Area C, dan yang paling penting, pemerintah Israel harus menyatakan kedaulatan. Kami (AS) tidak menyatakan kedaulatan, pemerintah Israel harus menyatakan kedaulatan," tambah Friedman.
Menyambut langkah tersebut, Netanyahu menyatakan yakin bahwa ia dapat menegaskan kedaulatan atas bagian-bagian Lembah Jordan dan Tepi Barat sebagai pemukiman Yahudi.
Netanyahu bahkan mengatakan akan melaksanakan hal tersebut dalam beberapa bulan mendatang. Di mana Friedman juga mengungkapkan, Israel akan mengambil alih wilayah tersebut pada Juli.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: