Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kasus Covid-19 Meningkat Pasca Pelonggaran Penguncian, Amerika Diprediksi Hadapi Situasi Berat Di Agustus 2020

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Selasa, 12 Mei 2020, 10:23 WIB
Kasus Covid-19 Meningkat Pasca Pelonggaran Penguncian, Amerika Diprediksi Hadapi Situasi Berat Di Agustus 2020
Orang-orang berjalan melalui Times Square yang hampir kosong, selama wabah penyakit virus Corona/Net
rmol news logo Pelonggaran penguncian yang dilakukan oleh beberapa negara bagian di Amerika Serikat membuat angka kasus virus corona kembali meningkat.

Reuters melaporkan, setidaknya angka kematian akibat virus corona Amerika mencapai 80.000 pada hari Senin (11/5). Sejak pertengahan April, kematian rata-rata perhari bisa mencapai angka 2.000 sejak pertengahan April.

Hingga saat ini Amerika Serikat mencatat angka kasus virus corona mencapai 1,3 juta kasus dengan infeksi meningkat di negara-negara bagian seperti Mississippi, Minnesota dan Nebraska.

Pelonggaran penguncian yang telah dilakukan beberapa negara bagian dikhawatirkan akan menimbulkan risiko gelombang baru wabah Covid-19.

Sementara untuk wilayah New Jersey dan New York, yang menjadi episentrum virus di Amerika Serikat, saat ini mengalami penurunan jumlah kasus. Terhitung, hampir setengah dari kematian di Amerika akibat Covid-19 berasal dari wilayah ini.

New Jersey dan New York hingga saat ini masih memberlakukan penguncian wilayah.

Sementara itu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS mengungkap angka-angka yang tertera belum bisa dijadikan rujukan sebab belum terkumpul secara mendetail. Banyak wilayah di AS yang berlum terjamah oleh pemerintah.

Yang mengejutkan, sebuah kajian terbaru dari IHME memprediksi hampir 135.0000 kasus kematian akibat Covid-19 di Amerika Serikat (AS) terjadi pada Agustus 2020 mendatang.

Dalam kajian itu disebutkan angka prediksi kasus kematian secara rinci yakni 134.475 yang diambil dari nilai tengah antara 95.092 dan 242.890, hampir dua kali lipat dari angka yang diramalkan sebelumnya, seperti dikutip dari Reuters, Senin (11/5).

Lembaga penelitian yang bekerja di bidang statistik kesehatan global dan evaluasi dampak di University of Washington di Seattle itu menyebut, kenaikan diperkirakan lebih dari 62 ribu kasus dibandingkan prediksi sebelumnya. Dengan catatan sebanyak 8.700 kasus lebih terjadi di negara bagian New Jersey dan 7.800 kasus lebih di New York.

Prediksi baru tersebut sedikit banyak mencerminkan peningkatan mobilitas masyarakat, khususnya dengan pelonggaran aturan pembatasan sosial yang dilakukan di 31 negara bagian pada 11 Mei kemarin. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA