Wartawan tersebut adalah Weijia Jiang dari
CBS News. Dalam konferensi pers di luar Gedung Putih pada Senin (11/5) waktu setempat itu, Jiang bertanya mengapa Trump bersikeras untuk berkompetisi mengenai Covid-19 ketika lebih dari 80 ribu orang meninggal dunia akibat virus tersebut.
"Mengapa (AS) menjadikan ini sebagai kompetisi global, ketika setiap harinya, orang Amerika kehilangan nyawa?" tanya Jiang, seperti dilansir
CNN.
"Mungkin pertanyaan itu harus anda tanyakan kepada China. Jangan tanya saya. Tanyakan China pertanyaan itu, OK?" jawab Trump kepada wartawan kelahiran China yang berimigrasi ke AS itu.
Ketika Trump berusaha mengalihkan pertanyaan dengan menunjuk wartawan dari
CNN, Kaitlan Collins, Jiang terus menyela.
"Pak, mengapa anda mengatakan itu kepada saya secara khusus?" tanya Jiang yang merasa itu karena rasnya.
"Saya memberitahu anda. Saya tidak mengatakannya secara khusus kepada siapa pun. Saya mengatakannya kepada siapa pun yang mengajukan pertanyaan jahat itu," jawab Trump.
"Itu bukan pertanyaan jahat. Kenapa itu penting?" lanjut Jiang.
Collins yang tadi memberikan kesempatan kepada Jiang untuk bertanya lebih lanjut kemudian mulai mengajukan pertanyaan.
"Aku punya dua pertanyaan," kata Collins.
"Tidak, tidak apa-apa," jawab Trump mengalihkan dengan menunjuk wartawan lain.
"Tapi anda menunjuk saya. Saya punya dua pertanyaan, Pak Presiden. Anda memanggil saya," ujar Collins yang kebingungan.
"Ya. Dan anda tidak menanggapi, dan sekarang saya memanggil wanita muda di belakang," jawab Trump.
"Saya hanya ingin membiarkan rekan saya selesai. Tapi bisakah saya bertanya pada anda?" tanya Collins.
Seketika, Trump kemudian memanggil seorang staf dan mengakhiri konferensi pers tersebut.
"Hadirin sekalian, terima kasih banyak," katanya sebelum kembali ke Gedung Putih.
Insiden tersebut sontak memicu banyak kritikan, termasuk oleh Senator Vermont, Bernie Sanders. Menurutnya, tanya jawab itu sangat menyedikan.
Dalam akun Twitter-nya, Sanders mengatakan Trump adalah seorang pengecut yang merobohkan orang lain untuk membuat dirinya merasa kuat.
Dalam akun Twitter Jiang pada Maret, ia juga mengungkapkan tindakan rasis dari pejabat Gedung Putih sempat ia rasakan. Di mana seorang pejabat menyebut virus corona sebagai "Kung-flu" di depan wajahnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: