Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

ISIS Klaim Bertanggung Jawab Atas Serangan Bom Bunuh Diri Di Afganistan, 24 Orang Meninggal Dunia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Rabu, 13 Mei 2020, 11:15 WIB
ISIS Klaim Bertanggung Jawab Atas Serangan Bom Bunuh Diri Di Afganistan, 24 Orang Meninggal Dunia
Serangan di rumah sakit di Kabul, Afganistan/Net
rmol news logo Sejumlah pria bersenjata yang menyamar menyerang sebuah rumah sakit di Kabul, Afganistan. Pada saat yang sama, seseorang melakukan aksi bom bunuh diri di sebuah pemakaman di Provinsi Nangahar.

Selasa (12/5), sekelompok pria bersenjata menyerang rumah sakit yang dijalankan oleh organisasi kemanusiaan internasional, Doctors Without Borders. Insiden tersebut menewaskan 16 orang, termasuk dua bayi yang baru lahir.

Pada hari yang sama, aksi bom bunuh diri terjadi di pemakaman seorang komandan polisi yang dihadiri oleh pejabat pemerintah dan anggota parlemen. Akibat kejadian tersebut, 24 orang meninggal dunia dan 68 lainnya terluka.

Dilaporkan oleh Grup SITE Intelligence, IS Khorasan yang merupakan afiliasi kelompok militan ISIS di Afganistan mengklaim bertanggung jawab atas aksi bom bunuh diri di Nangahar. Namun, serangan terhadap rumah sakit di Kabul masih belulm diketahui.

Taliban yang kerap melakukan serangan sendiri mengaku sudah menghentikan aksinya sesuai dengan kesepakatan penarikan pasukan AS. Mereka juga telah membantah terlibat dalam dua serangan tersebut.

Sementara itu IS Khorasan yang berbasis di Nangahar juga diketahui kerap melakukan sejumlah serangan besar-besran di Kabul dalam beberapa bulan terakhir. Dugaan serangan di Kabul dilakukan oleh kelompok itu juga diperkuat dengan ditangkapnya pemimpin regional mereka oleh pasukan keamanan pada Senin (11/5).

Dimuat Reuters, dari foto-foto yang ditunjukkan oleh Kementerian Dalam Negeri, dua orang bayi meninggal dunia di dalam rumah sakit. Sebuah gambar memperlihatkan seorang wanita yang terbunuh terbaring di tanah masih memegang erat-erat bayinya.

Setelah mendengar kejadian tersebut, Presiden Ashraf Ghani mengutuk serangan itu dan mengatakan dia telah memerintahkan militer untuk beralih ke mode ofensif.

"Untuk memberikan keamanan bagi tempat-tempat umum dan untuk menggagalkan serangan dan ancaman dari Taliban dan kelompok-kelompok teroris lainnya, saya memerintahkan pasukan keamanan Afghanistan untuk beralih dari mode pertahanan defensif aktif ke mode ofensif dan memulai operasi mereka melawan musuh," katanya dalam pidato yang disiarkan televisi.

Sementara itu Penasihat Keamanan Nasional, Hamdullah Mohib mengatakan tidak ada gunanya melanjutkan keterlibatan Taliban dalam pembicaraan damai.

Dalam sebuah pernyataan, Sekretaris Negara AS Mike Pompeo mengutuk dua serangan teroris mengerikan tersebut. Namun ia juga mencatat bahwa Taliban telah membantah klaim sehingga kesepakatan damai harus tetap dilanjutkan. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA