Dugaan peretasan itu sendiri telah dipaparkan pada tahun 2015. Namun pada Rabu (13/5), Merkel kembali mengungkit masalah tersebut dan menyebut bahwa pihaknya mengantongi bukti kuat bahwa Rusia lah dalang di balik peretasan tersebut.
"Jujur saya bisa mengatakan bahwa itu menyakiti saya," kata Merkel ketika dia berbicara kepada anggota parlemen pada hari Rabu (13/5).
Meski begitu, Merkel tetap menegaskan bahwa pihaknya saat ini tetap berusaha untuk memperbaiki hubungan dengan Rusia meskipun ada insiden menyakitkan semacam itu.
Dikabarkan
Russia Today, pemerintah Rusia kerap membantah soal tuduhan peretasan tahun 2015 lalu. Namun belum ada respon atau komentar dari pihak Rusia mengenai pernyataan terbaru Merkel.
Pernyataan terbaru Merkel nampaknya muncul setelah ada laporan yang dibuat oleh majalah
Spiegel yang menghubungkan serangan online 2015 dengan intelijen militer Rusia.
Serangan itu, kata laporan
Spiegel, mampu meloloskan lebih dari 16 gigabyte data yang mencakup ribuan pesan kotak masuk yang berasal dari kantor Bundestag kanselir.
Menurut
Spiegel, para peretas tampaknya menyalin email ke komputer lain.
Namun, baru pada Mei 2015 Bundestag menemukan jaringannya diretas dan menemukan bahwa peretasan terjadi setidaknya sejak awal tahun itu.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: