FBI dan CISA juga memperingatkan pada Rabu (13/5), organisasi atau institusi yang meneliti Covid-19 berisiko menjadi taget dari jaringan Republik Rakyat China.
Menurut mereka, aktor dunia maya yang berafiliasi dengan pemerintah China dan lainnya sedang berusaha untuk mendapatkan kekayaan intelektual dan data kesehatan masyarakat yang berharga. Seperti vaksin, perawatan, dan pengujian dari jaringan serta personel yang berafiliasi dengan penelitian terkait Covid-19.
"Upaya China untuk menargetkan sektor-sektor ini menimbulkan ancaman signifikan terhadap respons negara kita terhadap Covid-19," ujar kedua organisasi tersebut seperti dikutip
CNA.
Meski begitu, baik FBI mau pun CISA enggan memberikan bukti atau contoh yang mendukung terkait dengan tuduhan tersebut.
Namun dengan pernyataan tersebut, bisa dipastikan, pertikaian antara China dan Amerika Serikat akan semakin memanas. Presiden Donald Trump selama ini juga konsisten menuding China menyembunyikan data mengenai Covid-19 dan bertanggung jawab atas pandemik tersebut.
"Apa lagi yang baru dengan China? Apa lagi yang baru? Katakan padaku. Aku tidak senang dengan China," ujar Trump ketika ditanya perihal laporan adanya peretasan tersebut.
Pada Februari, Departemen Kehakiman AS mendakwa empat personil militer China yang dicurigai meretas basis data besar lembaga pemeringkat kredit Equifax, yang membuat mereka mendapatkan data pribadi 145 juta orang Amerika.
Pada Senin (11/5), Departemen Kehakiman juga mengumumkan penangkapan profesor teknik Universitas Arkansas, Simon Ang Saw-Teong karena menyembunyikan ikatan dengan pemerintah China dan universitas-universitas China ketika ia mengerjakan proyek-proyek yang didanai oleh NASA.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: