Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

COVID-19

Bangladesh Temukan Kasus Covid-19 Perdana Di Kamp Pengungsi Rohingnya, WHO Cemas

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Kamis, 14 Mei 2020, 23:46 WIB
Bangladesh Temukan Kasus Covid-19 Perdana Di Kamp Pengungsi Rohingnya, WHO Cemas
Pengungsi Rohingya di kamp pengungsi Kutupalong di Cox's Bazar. Kamp ini merupakan kamp yang padat akan pengungsi yang melarikan diri dari kekerasan di Myanmar/AFP
rmol news logo Pemerintah Bangladesh menemukan kasus infeksi virus corona atau Covid-19 pertama di kamp pengungsi Rohingya yang padat penduduk di Cox's Bzar. Hal tersebut dikonfirmasi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Ada dua kasus infeksi yang ditemukan. Satu terjadi pada seorang pria Rohingya yang tinggal dan di kamp tersebut, sementara satu lainnya ditemukan pada seorang pria yang lokal yang tinggal di dekat kamp. Keduanya kini telah dirawat di sebuah klinik di daerah tersebut.

"Satu pasien berasal dari populasi pengungsi dan yang lainnya dari populasi lokal sekitarnya," kata jurubicara WHO, Catalin Bercaru (Kamis, 14/5), seperti dimuat The Guardian.

Dia menjelaskan, tim investigasi cepat sedang dikerahkan untuk menindaklanjuti kedua kasus tersebut. Kontak pasien dilacak untuk karantina dan pengujian.

Sementara itu, pemerintah Bangladesh mengatakan, langkah-langkah pencegahan dan pengujian sedang ditingkatkan pasca temuan tersebut.

Sebelumnya, sejumlah pakar kesehatan telah memperingatkan bahwa penyebaran virus corona di seluruh dunia berpacu dengan waktu. Jika infeksi virus corona terjadi di kamp pengungsian, maka dampaknya dikhawatirkan akan sangat buruk.

Pasalnya, kondisi pengungsian padat akan penduduk dan kurangnya akses ke kebersihan. Kondisi tersebut akan memperparah dampak dari penularan virus corona.

Di sisi lain, kelompok-kelompok HAM juga sebelumnya telah lantang menyuarakan kekhawatiran mereka bahwa kamp-kamp pengungsian Rohingya di Bangladesh akan menjadi titik penyebaran informasi yang salah terkait pandemi virus corona karena adanya larangan internet yang diberlakukan pada September lalu.

Kasus infeksi virus corona di Bangladesh sendiri pertama kali dikonfirmasi pada awal maret lalu. Sejak saat itu, setidaknya ada 283 orang yang telah meninggal dunia dan sekitar 19 ribu orang yang terinfeksi.

Demi mengerem penularan virus corona, pemerintah Banglasedh menerapkan penguncian nasiona atau lockdown sejak 26 Maret lalu.
 
Kemudian pada awal April lalu, pihak berwenang Bangladesh melakukan penguncian total di distrik Cox's Bazar, di mana kamp pengungsi Rohingya berada.

Penguncian itu membuat pembatasan ketat semua lalu lintas masuk dan keluar dari kamp. Pihak berwenang Bangladesh juga memaksa organisasi bantuan untuk memangkas kehadiran kamp mereka hingga 80 persen. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA