Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

UEA Bersama Dengan UNESCO Bangun Kembali Gereja Di Irak Yang Pernah Diruntuhkan ISIS

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Senin, 18 Mei 2020, 07:55 WIB
UEA Bersama Dengan UNESCO Bangun Kembali Gereja Di Irak Yang Pernah Diruntuhkan ISIS
Sebuah gambar yang diambil pada tanggal 14 Maret 2018 menunjukkan pemandangan kehancuran di sekitar Gereja Katolik Roma Our Lady of the Hour di kota tua Mosul/Net
rmol news logo Sebuah gereja yang pernah dihancurkan oleh kelompok teroris ISIS “Our Lady of the Hour”, yang juga dikenal sebagai Gereja Al Saa'a, kembali dibangun melalui kemitraan antara UNESCO, Uni Emirat Arab, dan ordo Dominikan Katolik Roma.

Umat ​​Kristen dan Muslim telah bergabung untuk inisiatif ini, bagian dari proyek “Revive the Spirit of Mosul” UNESCO.

Didirikan pada abad ke-19, gereja Our Lady of the Hour adalah basis bagi paroki Katolik Roma di Irak Utara dan Kurdistan, sampai ISIS, yang memerintah kota Mosul Irak dari tahun 2014 hingga 2016, merusak strukturnya, menjarah dan mengobrak-abrik biara, dan mengusir para penyembahnya keluar dari daerah itu.

Sekitar 50 keluarga Kristen masih berada di Mosul, menurut Pastor Olivier Poquillon, seorang imam Katolik Dominika yang mengawasi pembangunan gereja. Umat Kristen ragu-ragu untuk kembali ke kota karena lingkungan pasca perang, seperti dikutip dari Al Arabiya, Minggu (17/5).

"Banyak orang Kristen di Irak sekarang adalah orang-orang terlantar di dalam negeri dan mengawasi dengan cermat apa yang sedang berkembang di Mosul dan apakah mungkin bagi mereka untuk pulang,” kata Pastor Poquillon dalam sebuah wawancara dengan Al Arabiya English.

UEA telah berkomitmen membantu lebih dari 50 juta dolar untuk membangun kembali warisan budaya Mosul, termasuk gereja Our Lady of the Hour dan Gereja Al Tahera dari Katolik Syria. UEA adalah negara pertama di dunia yang menjadi ujung tombak rekonstruksi gereja-gereja Kristen di Irak.

Poquillon mengatakan pembangunan kembali gereja-gereja tidak akan mungkin terjadi tanpa kontribusi murah hati dari UEA.

Menteri Pengembangan Kebudayaan dan Pengetahuan UEA Noura Al Kaabi telah menyatakan harapannya bahwa umat Kristiani akan kembali ke Mosul dan bahwa situs-situs yang diperbaiki kota akan menjadi simbol untuk masa depan negara itu.

"Dengan membangun kembali sebagian kecil dari masa lalu, Irak dapat membentuk masa depannya sebagai masyarakat yang inklusif, toleran, dan terbuka, yang selalu menemukan manifestasi nyata dalam situs-situs bersejarah Mosul yang kaya," kata Al Kaabi dalam sambutannya pada pertemuan UNESCO pada beberapa waktu lalu.

UEA juga membangun kembali masjid Al Nuri abad ke-12 Mosul, yang diledakkan ISIS pada tahun 2017.

Dalam membangun kembali dua gereja dan satu masjid, proyek ini adalah contoh persatuan dalam keberagaman untuk saling menguntungkan di masyarakat, kata Poquillon. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA